7.2.15

Mengajak yang Ma'ruf dan Mencegah yang Mungkar

Siapa orang orang yang beruntung? Ialah mereka yang menyeru kepada kebajikan. Kebajikan itu tidak harus melakukan kebaikan tetapi juga bisa mencegah dari melakukan keburukan.

Di jaman sekarang ini yang namanya perbuatan dosa, maksiat dan keburukan sudah sangat merajalela. Sudah seharusnyalah tugas kita untuk berdakwah seraya mengatakan bahwa semua keburukan tersebut hanya akan menyebabkan kerugian.

Jangan hanya diam saja ketika melihat kemungkaran dan keburukan sebisa mungkin cegahlah. "Itu khan tugas Ustadz, kyai dan ulama?" Bukan, bukan... Itu tugas kita semua.

Jadi ada 2 hal yang menjadi target dakwah
  • Menyuruh atau menganjurkan berbuat yang makruf. Seperti kejujuran, kebaikan, kasih, sayang, ibadah, keadilan dan lain sebagainya.
  • Jangan lupa, harus ada juga yang mencegah dari perbuatan mungkar. Misalnya mencegah dari perbuatan mencuri, mabuk, zina, korupsi, kezaliman, kebohongan, miras dan narkotika dan perbuatan mungkar serta maksiat lainnya.

Jadi janganlah anti kepada mereka yang mencoba melakukan sesuatu mencegah kemungkaran. Misalnya FPI. Kita tahu bahwa mereka berniat mencegah kemungkaran, mungkin saja caranya salah tetapi kita tidak berhak memvonis. Lagian aparat kita khan sudah tidak bisa diharapkan lagi karena terikat oleh sebuah sistem keamanan.

Karena terikat oleh sistem keamanan yang salah itulah malah kadangkala beking dibalik tempat pelacuran misalnya justru oleh aparat keamanan itu sendiri. Jadi kemudian ada ormas Islam yang memilih cara kekerasan ketika peringatannya diabaikan. Yang harus kita lakukan adalah memberi saran dan masukan apakah tindak penggerudukan tempat maksiat itu dibenarkan atau tidak, bukan malah memvonis bahkan menghujat saudara sendiri.

Kemudian instrospeksi apakah kita sudah mencegah kemungkaran disekitar kita dengan bijaksana, atau malah mendiamkan? Mendiamkan itu lebih berbahaya lho? Misalnya membiarkan orang mabuk disekitar kita dan mendiamkannya karena takut. Jadi instrospeksi terlebih dahulu sebelum latah.

Atau apakah kita sudah mengajak kepada yang ma'ruf? Misalnya melihat anak atau pasangan kita belum sholat lalu mengatakan, "Ayo sholat dulu, ayu ngaji dulu dsb?". Kemudian apakah kita sudah mengajak tetangga kiri kanan untuk berbuat baik? Misalnya "Ayu sedekah, ayo datang ke pengajian, ayo kita menjaga kerukunan" dsb? Sekali lagi instrospeksi diri terlebih dahulu.

Yuk kita belajar untuk mengajak kepada yang ma'ruf serta mencegah kemungkaran. Allah swt berfirman,

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS Ali Imran ayat 104)



No comments:

Post a Comment