Mereka membuat syariat-syariat sendiri tanpa ada keterangan yang jelas
Mengenai hal ini Allah swt berfirman,
Allah sekali-kali tidak pernah mensyari'atkan adanya bahiirah [A], saaibah [B], washiilah [C] dan haam [D]. Akan tetapi orang-orang kafir membuat-buat kedustaan terhadap Allah, dan kebanyakan mereka tidak mengerti. (QS Al Maidah: 103)
Keterangan;
- [A]. Bahiirah: ialah unta betina yang telah beranak lima kali dan anak kelima itu jantan, lalu unta betina itu dibelah telinganya, dilepaskan, tidak boleh ditunggangi lagi dan tidak boleh diambil air susunya.
- [B]. Saaibah: ialah unta betina yang dibiarkan pergi kemana saja lantaran sesuatu nazar. Seperti, jika seorang Arab Jahiliyah akan melakukan sesuatu atau perjalanan yang berat, maka ia biasa bernazar akan menjadikan untanya saaibah bila maksud atau perjalanannya berhasil dengan selamat.
- [C]. Washiilah: seekor domba betina melahirkan anak kembar yang terdiri dari jantan dan betina, maka yang jantan ini disebut washiilah, tidak disembelih dan diserahkan kepada berhala.
- [D]. Haam: unta jantan yang tidak boleh diganggu gugat lagi, karena telah dapat membuntingkan unta betina sepuluh kali. Perlakuan terhadap bahiirah, saaibah, washiilah dan haam ini adalah kepercayaan Arab Jahiliyah.
Kemudian dilanjutkan dengan ayat berikutnya sbb
Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?. (QS Al Maidah: 104)
QS Al Maidah ayat 104 diatas ditujukan kepada kaum jahiliyah yang mengada-adakan syariat yang tidak ada keterangannya dari Allah swt. Ayat yang ditujukan untuk orang kafir jahiliyah.
Menjadi menarik karena banyak orang yang memanfaatkan ayat ini untuk menjadi hujjah kebenaran paradigmanya. Yakni pemikiran yang ditujukan kepada muslim yang menurutnya ahli bid'ah, dimana kalau disuruh untuk kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah maka seolah-olah jawabannya seperti diatas, dikarenakan mereka tetap memegang apa yang menurut sebagian orang adalah bid'ah
Misalnya tahlil, yasinan, maulidan dan semacamnya yang banyak dibiasakan dan dibudayakan oleh kawan2 NU. Kawan2 NU biasanya diperingatkan bahwa yang dilakukan adalah bid'ah, kemudian mengambil ayat diatas. Mengapa? Karena jawaban NU biasanya adalah mereka melakukannya karena mengikuti guru atau ulama sebelumnya.
Jadi seolah2 guru atau ulama sebelumnya adalah orang kafir yang tidak mendapatkan petunjuk Allah swt. Menurut saya ngejudge seperti ini sangat tidak arif. Bagaimanapun mereka semua adalah ummat muslim, dan yang membudayakan hal tersebut adalah ulama.
Menurut saya sih, lebih baik kita fokus didalam memerangi orang2 yang jelas2 kafir dan nyata2 memusuhi Islam. Lebih baik membantu muslim Rogingya, Papua, Palestina dan muslim lain didunia yang sedang merasakan kezaliman orang2 kafir daripada ribut masalah bid'ah dsb.
Sekali lagi ayat diatas nyata2 ditujukan kepada orang2 kafir, bukan muslim. Jadi alangkah bijaksananya kalau menempatkannya hanya kepada orang kafir saja.
Ini menurut saya, bisa jadi salah.
Wallahu A'lam
Memang bnr ayat itu mnceritakan untk orng kafir..kta alquran hnya orng yg brtaqwa yg dapt mngambil pelajaran di setiap ayatnya walaupun ayat itu hnya sebuah cerita.. Dan baca al isra 36 : jnganlah km mengikuti apa yg tdk km ketahui pengetahuan tentangnya.. Dr ayat al isra itu.. Apakah km ikut yasinan tahlilan tau dasarnya dr ayat alquran atau hadist shokeh.. Bukankan km hnya mengikuti bapak2mu yg dlu mengerjakannya walaupun bpk2mu itu jg hnya mngikuti..
ReplyDeleteOkay makasih tambahannya
DeleteBaca al isra 36: jnganlah km mengikuti apa yg tdk km ketahui pengetahuan tentangnya.. Apakah km mengikuti yasinan tahlilan itu mengetahui dalilnya yg shokeh..apakah km hnya mngikuti dr bapak2mu mengerjakannya..
ReplyDeleteMemang bnar ayat yg km tulis itu ceritanya buat orang kafir tp kata alquran hnya orng yg bertaqwa yg dpt mengambil pelajran dr tiap tiap ayatnya walaupun ayat ayat itu tentang cerita
Seeep.. Mantafff
DeleteKadang2 syaitan itu membuat kita merasa indah perbuatan buruk kita.
ReplyDeleteSudah jelas acara khaul dan menyambut datangnya reinkarnasi roh yg meninggal di hari 1,2,3,7,40,100,1000 adalah ajaran agama jenis pantheisme.....jelas takhayul dalam Islam adalah syirik.
Jadi tahlilan dan selamatan yg banyak dipraktekkan di Jawa adalah sama dfn maksud ayat diatas.
Oke mas John... Makasih n keep kalem :)
DeleteSyaitan itu menjanjikan tipuan kehidupan kekal bagi manusia padahal banya Allah yang kekal, membuat manusia merasa indah perbuatan buruknya.
ReplyDeleteDengan harapan leluluhur hidup kekal di dunia yang kita kenal dengan reinkarnasi, maka para pemercaya reinkarnasi yang belum sepenuhnya memeluk Islam merasa belum nyaman meninggalkan kepercayaannya ... hidup dalam 2 agama dengan tetap menjalankan ritual 1,2,3,7,40,100,1000 hariannya dengan topeng Islam padahal leluluhurnya tidak kembali ke rumahnya lagi dan berkumpul dfn mereka. Kalau menurut Islam ruh mereka sudah dibawa ke alam barzakh.
Begitulah tahlilan itu terasa indah peebuatan buruk kita...padahal bagian dari tahayul dan syrk.
Siiip
DeleteYasin dan tahlilan ialah suatu perbuatan mulia yang dilakukan majelis muslimin, perbuatan tersebut tak lain ialah membaca Alqur'an, berdZikir, dan berdoa bersama2 dalam satu majelis. Maka dari itu tinggalkan lah orang2 yang menyimpang dan ingin membengkok kan jalan Allah SWT yang lurus
DeleteTerimakasih tambahannya Ustadz
DeleteMaaf Ustad Faisal, mau tanya, dzikir seperti apa yang benar, dimana letak dzikir dan apa beda dzikir dengan lafadz?
DeleteApabila dzikir = ingat, lalu apa yang mau di ingat?
Tks penjelasannya.
Assalamualaikum mas adhin bushro, sama2 mas barokallah
ReplyDeleteAssalamualaikum mas rian@ maaf sudah terlalu lama saya tidak membalas, disebabkan ketidak tahuan saya, maka sekali2 mampir lah di pondok maya / blog saya..
Semua dzikrullah dikatakan benar tiada yang salah, dan letak dzikir boleh dimana saja, diingatan atau diqalbu bahkan dzikir dibagian2 tubuh kita juga insya Allah tida mengapa, sebab dzikir itu juga berhikmah untuk mengobati, contoh ketika tangan lago sakit/ pegal, urut lah pelan2 sambil dzikir asma Nya, insya Allah berfaedah. Dzikir arti nya ingat, jika timbah dzikrullah arti nya mengingat Allah, banyak ragam untuk mengingat Nya, namun hal itu tergantung pendakian seseorang dalam arifbillah yaitu maqom beribadah, : jika lah ada seseorang tingkat ibadahnya masih tahap awal yaitu mengenal syariat namun hakikat nya belum ditemukan maka tidak mengapa jika dirinya ingat nama Nya saja atau asma Nya, contoh asma Nya Arrahman, maka tidak mengapa dia mengingat asma/ nama Nya tersebut.
Namun bagi yang sudah bermakhrifatullah sehingga mencapao maqom wakasyafulghoibi insya Allah hanya mereka lah yang dapat memahami, terkadang ketika mereka melihat hujan turun saja itu sudah nampak bagi mereka perbuatan/ kekuasaan Allah SWT sehingga tanpa batil mereka mnjadi ainul yakin bahwa itu tanda2 kekuasaan Allah SWT. Dan jika ada suatu tanda hal perbuatan, pastilah ada sifulan yang melakukan perbuatan tersebut. Itu sudah sunah tullah, tiada yang diciptakan dengan disia2 kan. Apa lagi tercipta sendiri nya tanpa sang pencipta ( pikirian aethis / tanpa tuhan ) na'udzubillahiminzalik.
Wallahualam
Siap Ustadz. Cakep
DeleteAlaikum salam ustadz.
DeleteMaaf ustadz,
Sepengatuhan saya yang bodoh ini dzikir artinya ingat, dimana letak ingat itu ada di kepala kemudian turun ke hati, karena kalau bertanya dengan orang Arab maka sederhannya ingat itu bukan di ucap-ucapkan.
Tapi ingat atau dzikir disini bukan seperti ingat makan tetapi pada saat minum lupa makan.
Ingat disini ialah ingat yang berkekalan dengan yang diingat. Contoh ingat makan tetapi pada saat minum tetap ingat makan, atau seperti ingat durian tetapi pada saat kelapa jatuh tetap ingat duruian.
Saya pernah mendengar lebih kurang seperti ini :
Setiap ummat akan menemui tuhannya dengan rupa yang mereka sangkakan atau yang mereka ingat terhadap-Nya, ada ummat yang hanya ingat nama atau huruf-huruf maka ke arah nama atau huruf-huruf itulah yang akan mereka tuju, ada ummat yang hanya ingat kebesaran-Nya maka kearah kebesaran-Nya itulah yang mereka tuju, dan ada satu ummat yang mereka tidak kemana-mana kemudian ditanyakan kepada mereka “kenapa kamu tidak mengikuti mereka” maka ummat tersebut menjawab “kami hanya mengikuti tuhan kami yang tidak serupa dengan segala sesuatu” dan seketika Tuhan menapakkan dirinya dengan wujud yang tidak serupa dengan segala sesuatu.
Maaf ustadz, saya bukan menggurui atau sok tau sebab saya bukan seorang ulama, kiyai atau ustadz, tetapi saya hanya menyampaikan apa yang saya ketahui.
Karena pemahaman ummat akhir zaman terbalik dengan pemahaman yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad yang mengajarkan tentang ketuhanan / pengenalan terhadap tuhan terlebih dahulu atau yang disebut “Makrifattullah” sedangkan ummat akhir zaman mengedepankan Syariat.
“Sebelum kopi panas yang nikmat tersaji, sang pembuat kopi pasti kenal gula, kenal bubuk kopi dan kenal air panas.”
Tetapi keadaan ummat akhir zaman, kopi panas sudah tersedia di depan mata tak peduli kopi itu manis, pahit atau asin karena salah masuk garam, dan beruntunglah orang-orang yang mereka kemudian kenal dengan gula, kenal dengan bubuk kopi, kenal dengan air panas dan kenal dengan garam.
Cakeeep juga. Semuanya cakep :). Terimakasih tambahannya. Keren..
DeleteAssalamualaikum mas rian dan mas adhin rahimakumullah.. Ingat lah semampu kita, maupun ingat itu disebut atau tidak di sebut, ingat lah kepada Nya maupun itu kebesaran nya atau asma Nya semua sama di mata Allah SWT yang penting kita sebagai hamba selali taat dalam menjalani apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang,, jangan takut akan beribadah, sebab beribadah itu ialah penguat agama kita islam, sedangkan nabi sudah berpesan " tetap lah memeluk islam walaupun tubuh mu dibelah dua ", dalam arti kata, islam itu agama yang mudah dan tidak dipersulit..
ReplyDeleteTidak perlu kita harus dapat melihat Allah SWT jika hanya untuk mengingat Nya, sebab kemauan akan hal itu ialah sifat dari umat nabi musa As, yang tersambar petir ketika mengutarakan keinginan mereka.. Saran saya bacalah, kerjakan dan yakin insya Allah diberi keteguhan dalam keimanan, sehingga terhindar dari sifat was was yang dipengaruhi bisikan,,
Mari kita simak ayat dibawah ini, mudah2an ada jalan keluar bagi pertanyaan batin saudara ku mas rian. Barokallah
Bisamillahirrohmanirrohim
Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Al hadid : 25
Tiada yang bisa melihat Allah SWT sebab memang Dia tidak menyerupai ciptaan Nya, akan tetapi sesuatu yang tidak bisa dilihat itu bukan berarti tidak dapat dirasakan, dan sesuatu yang tidak dapat dilihat itu bukan berarti tiada sesuatu.. Jika lah kita ingin melihat Nya cukup dengan melihat huruf atau asma Nya dan tanda2 kekuasaan Nya insya allah diberikan petunjuk Nya, sebab huruf adalah tanda awal kita bisa membaca sedangkan kekuasaan Nya adalah tanda awal kita merasa
Terimakasih Ust. Faisal Al-Fikri atas tambahannya. Saya jadi belajar banyak dengan panjenengan nih :)
DeleteJazakumullah khairan katsiiraa
afwan mas adhin, insya Allah Barokallah Fiik
DeleteAmin Wa Iyyak
Allah Ta’ala berfirman:
bismillahirrohmanirrohim
“Demi masa! Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (Q.S. Al Ashr: 1-3 ) .
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (Q.S. At Taubah: 71 ).
shadaqallahul'adzhim