7.2.15

Mengapa Manusia Harus Mengalami Ujian Hidup?

Hidup adalah ujian ada yang lulus dan ada yang tidak lulus atau gagal. Mengapa harus ada ujian? Karena manusia sendirilah yang menginginkannya. Padahal gunung-gunung, langit dan bumi enggan untuk menerima amanah ujian ini karena takut akan mencederai amanah. Lalu manusia menerima amanah tersebut. Begitulah bodoh dan zalim nya manusia.

Mengapa kita tidak ingat bahwa kita sebagai manusia pernah ditawari sebuah ujian? Yang namanya ujian ya begitu, artinya kita dibuat lupa dan hanya disisakan fitrah kemanusiaan saja. Misalnya mengetahui mana yang benar dan salah mana yang baik dan mana yang buruk. Dan fitrah atau software default dalam diri manusia adalah "Alastu birobbikum", yakni pengakuan dari sebuah pertanyaan bahwa manusia adalah mahluk yang ber Tuhan.

Allah swt berfirman,

...dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap ruh mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul, (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (Al A’raf: 172) 

Ujian itu dimana-mana close book atau bukunya ditutup. Nanti bisa dibuka lagi perjanjian antara manusia dengan Tuhan ketika ujiannya sudah selesai yakni di hari akherat. Saat itulah baru mata kita terbuka selebar-lebarnya. Kita akan mengetahui dengan jelas mana yang salah dan mana yang benar. Ibaratnya tinggal dicocokkan saja jawabannya dengan buku yang sudah diperbolehkan untuk dibuka.

"Bu Guru, saya mau nyonyek boleh? Mau buka buku boleh?" Gitu kata anak-anak SD ketika ujian. Jawabannya tentu nggak boleh dong. Kerjain dulu sampai selesai baru boleh bukunya dibuka.

Jadi diakherat nanti manusia sendiri sudah bisa menghisab dirinya sendiri. Karena apa? Karena sudah boleh open book. Penglihatan dan pendengaran manusia pada saat itu sudah sangat tajam, sehingga mengetahui dengan sangat jelas mana yang salah dan benar. Kemudian tahu bahwa ia akan celaka atau bahagia.

Manusia yang lulus ujian tentu akan bergembira, dan manusia yang gagal ujian tentu akan bermuram durja. Memang beginilah perjanjiannya. Siapa yang lulus maka akan lebih tinggi derajadnya dibanding malaikat, sementara yang tidak lulus akan lebih rendah dari binatang. Balasannya hanya ada 2 yakni surga dan neraka.

Jadi Allah tidak hendak menganiaya hamba_Nya namun kitalah yang zalim dan bodoh karena mengajukan diri mengemban amanah ini. Sekali lagi ditekankan disini bahwa, MANUSIA ITU ZALIM DAN BODOH.

Allah swt berfirman,

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, (QS Al Ahzab ayat 72)

Oleh karena itu karena sudah terlanjur menerima dan tidak bisa mundur lagi mau tidak mau kita harus menjalankan ujian hidup ini dengan benar. Yakni dengan tetap ber Tuhan bagaimanapun kondisi dan takdir yang terjadi. Tetap beribadah dan berbuat kebajikan sebanyak-banyaknya demi bekal akherat.

"Nggak mau ah jadi manusia, resikonya sangat besar yakni bisa masuk neraka selama milyaran atau trilyunan tahun atau bahkan selama-lamanya. Nggak mau saya". Ini khan kata anda sekarang. Dahulunya kita menerima amanah ini. Sudah nggak bisa mundur lagi kawan. "Saya khan tidak diberitahu hal ini?" Iya ini kata kita sekarang saat sudah didunia. Dulunya kita menerima amanah ini kok. Lalu dibuatlah kita tidak ingat dengan perjanjian dahulu kala.

Allah swt berfirman

pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu". Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya. Itulah ayat-ayat Allah. Kami bacakan ayat-ayat itu kepadamu dengan benar; dan tiadalah Allah berkehendak untuk menganiaya hamba-hamba-Nya. (QS Ali Imran ayat 106 sd 108)

Jadi mudah-mudahan sedikit terjawab, kenapa manusia harus mengalami ujian hidup didunia ini. Bisa dibilang karena manusia ingin lebih unggul dan lebih tinggi dibanding mahluk yang paling tinggi yakni malaikat. Tidak ada yang bisa mengalahkan kemuliaan malaikat. Oleh karenanya manusia tergoda dengan sebuah penawaran yakni bisa menjadi mahluk yang paling tinggi asalkan lulus terhadap ujian yang Tuhan berikan.

"Siapa yang ingin menjadi mahluk tertinggi? Dengannya ia akan mendapatkan kenikmatan kekal. Dilayani dari segala penjuru? Tetapi sebelumnya harus mendapatkan ujian terlebih dahulu dengan segala konsekwensinya"  Mungkin begitulah kalau dalam bahasa kita.

Maka ketika semua mahluk menolak karena takut kemudian manusia mengajukan diri, "Saya bersedia" Begitulah kurang lebih. Maka seluruh penduduk langit dan bumi menggumam, "Bodoh dan zalim banget itu manusia".

Anda tahu sendirilah. Kita itu gampang tergoda, apalagi dengan yang namanya status sosial tinggi, kepada lawan jenis yang cakep, kepada kekayaan, kemuliaan, kehebatan, kekuasaan dll. Ketergodaan inilah yang seringkali malah membuat kita terjerumus dalam-dalam. Sebagaimana tergoda dengan penawaran untuk menjadi mahluk yang tertinggi.

Lalu ketika manusia di Ciptakan Tuhan kemudian disempurnakan_Nya maka perintah Tuhan berlaku untuk semua penduduk akherat, Kalau dalam bahasa kita begini nih, "Ini dia yang namanya manusia, ayo hormatilah ia karena ia adalah mahluk yang akan menerima amanah berat ini". Kemudian hormatlah malaikat semua mahluk kecuali dari golongan Iblis.

Malaikat tunduk dan melayani manusia lho? Siapa yang ikut mendoakan manusia yang beriman? Malaikat. Siapa yang menurunkan hujan (rahmat) kepada manusia dengan ijin Allah? Malaikat. Siapa yang memberikan wahyu, meniup sangkakala, menjaga surga dan neraka, mencatat amal dsb? Malaikat. Jadi cahaya adalah pelayan manusia. Cahaya dimana saja selalu menjadi kebutuhan manusia, kecuali api. Karena apilah yang membakar, apalagi api dalam dada. Ini manifestasi dari Iblis.

"Masak mahluk ginian bisa lebih tinggi dari kita-kita, gengsi dong". Begitu kata Iblis kalau dalam bahasa kita. Lalu Allah murka dan mengutuk Iblis dan anak cucunya sampai hari kiamat. Saking dengkinya sama manusia iblis pun bersumpah, "Kita sudah dikutuk sama Allah, ini kutukan paling mengerikan. Maka mari kita gagalkan ujian yang diberikan kepada manusia. Ini mah enteng, goda aja manusia pasti semuanya akan gagal. Dan tidak akan ada manusia yang lulus ujian, sehingga nantinya sama-sama mendapatkan kutukan Tuhan dalam neraka. Jangan ada yang tersisa satupun, kita seret semua manusia dalam neraka". Begitulah kata Iblis dalam bahasa kita. Sekali lagi dalam bahasa kita supaya mudah memahaminya.

Akhirnya ujian digelar dengan Iblis sebagai peran antagonis untuk menggoda manusia. Dan ujian itu berada dialam dunia bukan alam akherat. Alam akherat saat ini tertutup dari penglihatan manusia dan akan terbuka kembali setelah kematian. Kemudian di alam akherat manusia kembali pulang untuk diadili dan dinilai, mana yang lulus dan mana yang gagal. Tidak ada ujian ulangan, oleh karena itu mumpung masih hidup, banyak-banyaklah melakukan amal kebajikan.

Iblis itu mahluk yang ribuan tahun ada sebelum manusia. Mereka kaum yang huebat bahkan golongan malaikat kalah dengan kehebatan iblis. Malaikat kalah dengan ketawadhukan iblis. Karena 1 keingkaran kemudian mereka dan golongannya dikutuk. Maka Iblis sangat optimis bisa menyesatkan manusia seluruhnya. "Manusia? Ah cemen" Gitu kata Iblis. Ibaratnya cicak melawan buaya ya cicaklah yang kalah. Atau professor melawan balita maka balitalah yang kalah. Cicak dan balita itu menggambarkan manusia yang zalim dan bodoh.

Bara dendam di dada Iblis begitu menggelora. Gara-gara manusia mereka dikutuk selama-lamanya, maka sudah tentu mereka akan mengerahkan segenap kehebatannya untuk menggelicirkan manusia dan membawanya ke neraka. Maka kemudian diutuslah banyak Nabi-nabi untuk memberi peringatan akan godaan iblis ini dan meminta pertolongan Tuhan. Setiap fase setiap generasi diturunkan Nabi-nabi agar manusia tidak tersesat.

Kalau tidak karena pertolongan Allah swt maka bisa dipastikan manusia akan tersesat semuanya. Oleh karena itu apa? Selalu back to Allah kapanpun dan dimanapun jua.

Maka back to Allah
  • Kalau hidup kita miskin ingat Allah, "Ah ini cuman ujian sementara saja, entar juga berakhir"
  • Kalau hidup kita menderita back to Allah lagi, "Penderitaan yang akan membuatku lulus, Insya Allah"
  • Kalau hidup kita kaya tetap harus back to Allah, "Ah ini ujian, kekayaan ini cuman titipan doang"
  • Kalau lagi malas ibadah atau sholat ingat kepada Allah, "Wah luar biasa juga Iblis nipu saya nih, saya tidak akan tertipu oleh kamu weeeekkk"
  • Kalau mau maksiat ingat Allah, "Gimana ya? Pengin nyolong nih, oh iya ini ujian ya? Go to hell Iblis, jangan ngajak-ngajak dong?"
  • Kalau lagi berkuasa ingat Allah, "Ini mah kekuasaan jadi ujian, semoga lulus"
  • dsb semua ingat Allah yang akan menolong kita

Kita harus sadar akan hal ini bahwa hidup hanyalah ujian. Dunia itu hanya tempat sementara untuk menggelar drama ujian dengan Iblis dan hawa nafsu sebagai pembujuk. Tempat tinggal kita sebenarnya adalah akherat atau dimensi kekal. Asli ini.... Kampung kita bukan didunia. Karena dari dulu kita sudah berada didimensi akherat lalu diturunkan kedunia menjadi manusia sementara waktu untuk dikembalikan lagi ke akherat. Jangan sampai tertipu yang menyebabkan kita menyesal kemudian meminta dikembalikan ke dunia lagi agar bisa mengerjakan ujian ulangan. Tetapi itu sudah tidak mungkin..

Kita harus yakin sekarang ini di dunia ini, jangan kemudian yakin ketika sudah melihat pengadilan akherat dengan mata kepala sendiri. Keyakinan (keimanan) seperti itu sudah tidak ada gunanya lagi. Sudah telat... "Ya Allah, kami sudah ingat sekarang ini, kembalikanlah kami ke dunia supaya bisa berbuat amal kebaikan sebanyak-banyaknya" Begitulah kurang lebih penyesalan semua manusia.

Allah swt berfirman,

Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Rabbnya, (mereka berkata), "Wahai Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami ke dunia. Kami akan mengerjakan amal shaleh. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yakin (QS As-Sajdah:12)

Mari saling mengingatkan satu sama lain agar hati-hati dengan tipu daya Iblis. Jangan sampai kita kaum manusia menemani mereka dalam neraka. Jangan sampai.... Mari buktikan bahwa kita bisa mengemban ujian atau amanah ini kemudian menjadi mahluk yang tertinggi diantara malaikat yang tertinggi. Kita pasti bisa, dengan Ijin Allah. Oleh karena itu terus minta pertolongan dan perlindungan Allah dari godaan dunia dan godaan syetan yang terkutuk. Amin

Wallahu A'lam



No comments:

Post a Comment