Hidup miskin adalah ujian demikian pula hidup kaya dan banyak harta. Jadi kaya dan miskin adalah ujian, dan jangan dibeda-bedakan. Namun kita kadung menganggap kemiskinan adalah azab sementara kekayaan adalah rahmat. Padahal tidak demikian.
Sekali lagi kaya dan miskin adalah ujian untuk menguji mana2 yang bersyukur dan mana2 yang ujub.
Jangan sampai ketika hidup kita kaya dan berkecukupan kemudian memandang rendah si miskin. Artinya kita tidak lulus ujian kekayaan yang sudah Allah karuniakan kepada kita.
Miskin juga ujian jangan sampai kemudian menimbulkan kedengkian yang dalam kepada si kaya. Miskin namun bersyukur itu bagus. Tetapi kaya dan bersyukur itu makin bagus lagi.
Kaya dan miskin sama saja di mata Allah swt. Yang membedakan adalah kualitas iman dan taqwanya.
Ada sebuah kisah yang termaktub dalam QS Al An'am ayat 53 berikut ini,
Allah swt berfirman,
Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang kaya)
dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang
kaya itu) berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang
diberi anugerah Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah
lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya) ?" (QS Al An'am: 53)
SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Ahmad, Imam Thabrani dan Ibnu Abu Hatim
meriwayatkan melalui Ibnu Masud r.a. yang telah mengatakan, bahwa ada
segolongan orang-orang Quraisy bertemu dengan Rasulullah saw. yang
ketika itu sedang bersama Khabbab bin Art, Shuhaib, Bilal dan Ammar.
Kemudian mereka berkata, "Hai Muhammad! Apakah engkau suka terhadap
mereka dan apakah mereka orang-orang yang mendapat anugerah dari Allah
di antara kami? Andaikata engkau mengusir mereka niscaya kami mau
mengikutimu." Lalu Allah swt. menurunkan wahyu-Nya berkenaan dengan
mereka, yaitu firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang
diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan Tuhan..."
sampai dengan firman-Nya, "...supaya jelas pula jalan orang-orang yang
berdosa." (Q.S. Al-An'am 51-55).
Ibnu Hibban dan Hakim meriwayatkan
melalui Saad bin Abu Waqqash yang mengatakan, bahwa ayat ini diturunkan
berkenaan dengan enam orang, yaitu saya sendiri, Abdullah bin Masud dan
empat orang lainnya. Mereka (kaum musyrikin) berkata kepada Rasulullah
saw., "Usirlah mereka (yakni para pengikut Nabi) sebab kami merasa malu
menjadi pengikutmu seperti mereka."
Akhirnya hampir saja Nabi saw.
terpengaruh oleh permintaan mereka, akan tetapi sebelum terjadi, Allah
swt. menurunkan firman-Nya, "Dan janganlah kamu mengusir orang-orang
yang menyeru Tuhannya...," sampai dengan firman-Nya, "...Tidakkah Allah
lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)." (Q.S.
Al-An'am 52-53). Dan Ibnu Jarir mengetengahkan melalui Ikrimah yang
telah mengatakan, bahwa telah datang Atabah bin Rabi'ah, Syaibah bin
Rabi'ah, Muth'im bin Addi dan Harts bin Naufal beserta para pemuka
kabilah Abdul Manaf dari kalangan kaum kafir kepada Abu Thalib. Kemudian
mereka berkata kepadanya, "Seandainya anak saudaramu mengusir
hamba-hamba sahaya tersebut, niscaya ia sangat kami agungkan dan akan
ditaati di kalangan kami serta ia lebih dekat kepada kami, dan niscaya
kami akan mengikutinya." Lalu Abu Thalib menyampaikan permintaan mereka
kepada Nabi saw.
Umar bin Khaththab mengusulkan, "Bagaimana jika engkau
melakukan apa yang mereka pinta itu, kemudian mari kita lihat apa yang
akan mereka kehendaki." Akan tetapi kemudian Allah swt. menurunkan
firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu
kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan...," sampai dengan
firman-Nya, "...tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang
bersyukur (kepada-Nya)." (Q.S. Al-An'am 51-53). Mereka yang dimaksud
adalah Bilal, Ammar bin Yasir, Salim bekas budak Ibnu Huzaifah, Saleh
bekas budak Usaid, Ibnu Masud, Miqdad bin Abdullah, Waqid bin Abdullah
Al-Hanzhali dan orang-orang yang miskin seperti mereka. Akhirnya Umar
menghadap Nabi saw. seraya memohon maaf atas perkataannya itu. Setelah
itu turunlah firman-Nya, "Apabila datang kepadamu orang-orang yang
beriman kepada ayat-ayat Kami..." (Q.S. Al-An'am ayat 54).
Ibnu Jarir,
Ibnu Abu Hatim dan selain mereka berdua mengetengahkan melalui Khabbab
yang telah berkata, bahwa Aqra' bin Habis dan Uyainah bin Hishn telah
datang menghadap, lalu mereka menemukan Rasulullah saw. bersama Shuhaib,
Bilal, Ammar dan Khabbab dalam keadaan duduk-duduk ditemani oleh
segolongan kaum mukminin yang lemah-lemah. Tatkala mereka melihat
orang-orang tersebut berada di sekitar Nabi saw., mereka menghina
orang-orang lemah sahabat Nabi itu. Kemudian mereka menemui Nabi saw.
secara tertutup lalu mereka berkata, "Kami menghendaki engkau membuat
suatu majelis tersendiri untuk kami, tentu engkau telah mengetahui
kedudukan kami di kalangan orang-orang Arab. Sebab para utusan Arab
sering datang kepadamu; kami merasa malu apabila datang utusan
orang-orang Arab, mereka melihat kami bersama dengan budak-budak itu.
Untuk itu kami minta apabila kami datang kepadamu, harap engkau mengusir
mereka dari sisimu, dan apabila kami telah selesai bertemu denganmu,
maka kami persilakan engkau duduk kembali bersama mereka jika hal itu
engkau kehendaki." Nabi saw. menjawab, "Ya." Kemudian setelah itu
turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya, "Janganlah kamu mengusir
orang-orang yang menyeru Tuhannya..." (Q.S. Al-An'am 52).
Kemudian Allah
swt. menyebutkan tentang Aqra' dan temannya itu melalui firman-Nya,
"Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang yang
kaya) dengan sebagian mereka (orang-orang yang miskin)..." (Q.S.
Al-An'am 53). Dan tersebutlah bahwa Rasulullah saw. sering duduk-duduk
bersama kami, apabila ia bermaksud pergi, maka ia berdiri dan
meninggalkan kami masih dalam keadaan duduk. Setelah itu turunlah firman
Allah, "Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang
menyeru Tuhannya..." (Q.S. Al-Kahfi 28). Ibnu Katsir berkata, "Hadis ini
adalah hadis garib, sebab sesungguhnya ayat ini adalah Makiah,
sedangkan Aqra' dan Uyainah sesungguhnya mereka berdua baru masuk Islam
sesudah lewat satu tahun masa hijrah."
Wallahu A'lam
Diambil dari banyak sumber. Semoga bermanfaat untuk saya dan untuk kita semua
No comments:
Post a Comment