2.8.15

Hikmah Ujian Hidup

Jika kita menjalani hidup ini tidak sejalan dengan sunnatullah niscaya kita akan menjalani fase demi fase kehidupan yang berat, makin lama makin berat sampai kemudian masuk dalam dimensi berat yang abadi. Oleh karenanya coba tanya diri kita semua apakah hidup anda semakin lama semakin berat? Kalau iya hati-hati, bisa jadi itu sinyal menuju kehidupan berat yang abadi.

Namun jika ditengah jalan kita mendapatkan hidayah atau pencerahan dari Tuhan kemudian bertaubat fainsya Allah hidup akan bergeser sedikit demi sedikit ke arah perbaikan. Namanya bergeser tentu tdk secepat kilat, namun ada proses mengharu biru yang dijalani sebagai bagian dari penyucian.

Jika kita mampu maintain jalan hidup yang seperti ini maka beratnya hidup akan hilang dan menjadi positif. Grafiknya akan menjadi positif dengan bentuk grafik linier. Makin lama makin positif sampai kemudian masuk dalam dimensi positif yang abadi.

Contoh kasus

Seorang penjudi akan tergiring kepada miras, kemudian memicu perbuatan keji. Perbuatan dosa ini akan menjadi wasilah hidupnya kacau balau. Hutang menumpuk, keluarga berantakan, teman meninggalkan kita, dikejar2 polisi dsb.

Jika ybs masih waras akalnya maka akan tahu penyebabnya. Jika ia mau membuka hatinya niscaya akan sadar dan mencoba memperbaiki diri, bukannya makin merusak diri.

Ketika ybs sadar kemudian memperbaiki kelakuan, pun dengan memperbaiki ibadah maka tidak serta merta hidup berubah, namun ada proses penyucian dosa. Namanya dicuci pasti menyakitkan, dan kita harus sabar menghadapinya.

Jadi tidak berarti ketika ia taubat, kemudian rutin jamaah, rutin tahajud dsb lalu tiba2 hidupnya langsung bebas, kaya dan mudah. Tetap ada konsekwensi dari dosa yang sudah pernah dilakukan, dan inilah yang namanya menghadapi ujian hidup. Mungkin saja ia dipenjara, atau digebukin orang, atau jadi gelandangan dsb. Tetapi ujian ini cuma sementara saja.

Ketika sudah terbukti mampu bertahan, fainsya Allah grafik positif mulai muncul. Kalau grafik diatas nol (positif) sudah kelihatan maka akan mudah melihat hal2 positif lainnya didepan mata.

Oleh karena itu seburuk apapun anda, sehina apapun, senista apapun anda karena perbuatan dosa dan maksiat yang selama ini dilakukan maka bertaubatlah, karena Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Allah swt berfirman,



Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al Maidah: 98)

Wallahu A'lam



No comments:

Post a Comment