14.4.15

Makna Taat Kepada Allah, Rosul dan Ulil Amri

Siapa yang kita taati? Yang pertama dan utama adalah Allah swt dan Rosul_Nya. Kemudian dilanjutkan dengan ulil amri atau pemimpin. Pemimpin ini sendiri adalah sosok yang menjadikan Allah dan rosul_Nya sebagai sandaran ketaatan. Seharusnya begitu :)

Apakah ulil amri termasuk juga didalam proses pesta demokrasi misalnya memilih presiden? Wallahu A'lam saya tidak tahu. Namun lebih dekat kepada pemilihan khalifah atau pemimpin yang diserahi tugas mengurus ummat.

Kemudian ketika ada perselisihan, perbedaan pendapat dll maka kembalikanlah kepada Allah dan rosul_Nya. Dalam hal ini kembali kepada aturan dalam Al Qur'an. Kalau kita melihat pada kasus pemilihan presiden, apakah ketika ada konflik lalu kemudian sang presiden mengajak supaya kembali melihat aturan_Nya dalam Al Qur'an? Selama ini saya tidak pernah mendengarnya. Kita rindu ucapan pemiimpin misalnya presiden yang kayak begini, "Wahai rakyatku janganlah berantem, mari kita kembalikan masalah ini kepada Allah dan rosul_Nya, mari kita cek kebenarannya dalam Al Qur'an"

Al Qur'an dan Islam malahan seperti sebuah pelengkap saja. Celakanya malah dianggap sebagai sebuah agama yang membahayakan. Propaganda teroris, keras, pedang, dan sebagainya melekat dalam Islam yang kemudian menyebabkan Islamophobia. Celakanya lagi yang Islamophobia malah muslim itu sendiri.

Itulah sebabnya mereka malah takut untuk menerapkan syariat Islam dalam kehidupan. Ini khan jadi lucu dan wagu. Agamanya Islam, kitabnya Al Qur'an namun takut menerapkan syariat Islam, dan lebih memilih aturan thagut. Aturan thagut bisa saja berupa aturan buatan manusia lain, dalam bentuk sistem ekonomi, politik, pemerintahan, pertahanan dan lain sebagainya.

Ketakutan ini sekali lagi lucu. takut menerapkan aturan Sang Pencipta Alam Semesta dan lebih memilih aturan buatan manusia yang sudah pasti banyak cacat. Celakanya lagi dan lagi, aturan yang diadopsi berasal dari hasil pemikiran liberal bahkan kufur.

Apakah mereka dalam hal ini muslim tidak sadar? Sebenarnya banyak yang sadar bahwa aturan manusia itu lemah, namun tetap saja nekad. Ketakutan benar-benar telah mendarah daging dalam dada kita. Takut disebut teroris, garis keras, militan dsb. Masak memurnikan Al Qur'an dan sunnah disebut radikal, lagi-lagi lucu bin wagu.

Begitu hebatnya syetan dan pemikiran iblis merasuki jiwa dan raga kita. Begitu hebatnya tentara iblis memasukkan rasa takut dan khawatir. Padahal tidak ada yang diberikan oleh syetan dan iblis kecuali hanya tipuan yang berujung kepada kehancuran dan kebinasaan. Sadarkah kita?

Allah swt berfirman,

Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS Ali Imran: 59)



Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.(QS Ali Imran: 60)



No comments:

Post a Comment