13.4.15

Mengemban Amanah dengan Baik

Menjadi presiden adalah amanah. Oleh sebab itu wajib bagi muslim untuk memilih kepada yang paling pantas mendapatkan amanah tersebut, yang terutama adalah seiman (Muslim). Menjadi menteri juga amanah yang akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah swt kelak di yaumil kiyamah.

Menjadi ketua RT atau RW juga amanah, menjadi kepala keluarga juga amanah, bahkan kita sendiripun mengemban amanah. Oleh karena itu mari emban amanah masing-masing dengan sebaik-baiknya.

Kalau jaman dahulu yakni pada masa kenabian dan beberapa generasi sesudahnya, kebanyakan mereka menolak amanah yang berkenaan dengan hajat hidup orang banyak. Mengapa? Karena mereka takut mencederai amanah tersebut.

Jaman sekarang sudah kebolak-balik. Ramai orang-orang meminta diberikan amanah dalam hal ini adalah jabatan dan kekuasaan. Bahkan mereka rela mengeluarkan uang milyaran supaya terpilih, misalnya dalam pesta demokrasi. Apakah mereka setelah terpilih mampu mengemban amanah dengan baik? Wallahu A'lam. Namun seirng kita dengar para pejabat dan petinggi negeri ini sudah lazim didalam mencederai amanah. Misalnya,
  • Korupsi
  • Kolusi dan nepotisme

Intinya adalah menyalahgunakakan amanah untuk kepentingan kelompoknya. Dan tentu saja demi kepentingan pribadi. Dengan kekuasaan yang diembannya bukan ditujukan untuk maslahat sesama namun dipergunakan untuk memperkaya diri. Aaahh zaman sudah kebolak-balik. Jaman edan.

Sekali lagi mari belajar mengemban amanah dengan sebaik-baiknya, agar mudah-mudahan ada alasan kita dihadapan Allah swt, ketika Allah swt menanyakannya. Amin

Allah swt berfirman,


Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS An Nisaa' ayat 58)

Wallahu A'lam


No comments:

Post a Comment