20.10.14

QS Al Baqarah ayat 243

Dalam ayat ini Allah Ta’ala menunjukkan kisah suatu kaum yang mereka keluar dan lari untuk menyelamatkan diri dari taqdir Allah Ta’ala, padahal mereka tidak akan pernah mampu terhindar dari ketentuan dan tqdir Allah azza wajalla, Allah berfirman… 

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang ke luar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka Allah berfirman kepada mereka: "Matilah kamu", kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur. (QS Al Baqarah 243)

Sebahagian ahli tafsir (seperti Al-Thabari dan Ibnu Katsir) mengartikan mati di sini dengan mati yang sebenarnya; sedangkan sebahagian ahli tafsir yang lain mengartikannya dengan mati semangat.

Tafsir Ayat : 243
Maksudnya, tidakkah anda mendengar tentang kisah yang mengherankan ini yang terjadi pada orang-orang sebelum anda dari Bani Israil, di mana telah mewabah penyakit di negeri mereka hingga mereka melarikan diri darinya dalam jumlah yang besar seperti itu demi menghindar dari kematian. Akan tetapi pelarian itu tidaklah menyelamatkan mereka dari kematian dan tidaklah berguna bagi mereka menghindari apa yang mereka takutkan. Kemudian Allah menghadapi mereka dengan hal yang bertentangan dengan maksud mereka yaitu Allah mematikan mereka hingga akhir dari mereka, kemudian dengan kemuliaanNya Allah menghidupkan mereka kembali. Hal itu karena, doa dari seorang Nabi seperti yang disebutkan oleh sebagian besar ahli tafsir atau selainnya. Yang jelas itu tetap merupakan kebajikan dan kemuliaan Allah, Dia akan selalu memberikan karuniaNya kepada manusia. Dan itu mengharuskan adanya kesyukuran mereka akan nikmat-nikmat Allah dengan pengakuan akan nikmat tersebut dan pemanfaatannya kepada keridhaan Allah. Walaupun demikian banyak sekali manusia yang telah lalai dari kewajiban bersyukur.

Dalam ayat ini ada pelajaran yang penting yaitu bahwa Allah Mahakuasa atas adanya segala sesuatu, dan hal itu adalah suatu tanda yang konkrit atas adanya kebangkitan, karena kisah ini sangat terkenal dan diriwayatkan dengan riwayat yang mutawatir di kalangan Bani Israil dan orang yang berhubungan dengan mereka. Oleh karena itu Allah menyebutkannya dengan kalimat bentuk perintah yang telah terbiasa di antara orang-orang yang dihadapkan perkataan itu. Kemungkinan lain bahwa mereka yang melarikan diri dari negerinya itu karena takut dari musuh dan pengecut untuk menghadapinya. Ini dikuatkan dengan kenyataan bahwa Allah menyebutkan setelah itu perintah untuk berperang dan mengabarkan tentang bani Israil bahwa mereka diusir dari negeri mereka dan anak-anak mereka. Terlepas dari kedua kemungkinan, makna melarikan diri ada sebuah anjuran untuk berjihad dan ancaman agar tidak meninggalkannya dan bahwa lari darinya tidaklah berguna sama sekali dalam hal kematian. 

Sumber Referensi
Al Qur'an Indonesia
http://www.alsofwah.or.id/cetakquran.php?id=168



No comments:

Post a Comment