Tafakur alam semesta. Seyogyanya kita sebagai manusia yang diberikan akal dan hati sudah melakukannya. Itulah software default dalam jiwa manusia, yakni pencarian jati diri. Pencarian kebenaran Ilahi. Maka Insya Allah kita akan dibimbing menuju kebenaran sejati, sebagai wasilah keselamatan abadi.
Seperti apakah tafakur alam semesta itu?
Paling tidak mengamati alam semesta raya. Mengamati bulan, bintang dan matahari. Mengamati gelapnya malam dan terangnya siang. Mengamati hewan dan tumbuhan dan lain sebagainya.
Cobalah sekali-kali keluar dari rumah di malam yang sepi. Lihat langit, lihat bulan. Dengarkan suara serangga, gemericik air dan suara alam. Rasakan sensasinya.
Demikian ini juga dilakukan oleh Nabi Ibrahim as. Beliau juga mengamati alam semesta untuk menemukan kebenaran. Mengamati bintang, bulan dan matahari. Sampai akhirnya menemukan tauhid, menemukan Tuhan Pencipta Alam Semesta Raya.
Berikut petikan kisahnya
Allah swt berfirman,
Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar, "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan?
Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata." (QS Al An'am: 74)
Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda
keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami
memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin. (QS Al An'am: 75)
Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia
berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia
berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam." (QS Al An'am: 76)
Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah
Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya
jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk
orang yang sesat." (QS Al An'am: 77)
Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah
Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia
berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu
persekutukan. (QS Al An'am: 78)
Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan
langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku
bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (QS Al An'am: 79)
Dan dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata: "Apakah kamu hendak
membantah tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi
petunjuk kepadaku". Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari)
sembahan-sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali di kala
Tuhanku menghendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. Pengetahuan Tuhanku
meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil
pelajaran (daripadanya) ?" (QS Al An'am: 80)
Wallahu A'lam
No comments:
Post a Comment