Setelah menemukan IMAN, menemukan Tuhan Sang Pencipta, kemudian Nabi Ibrahim as melakukan dialog tauhid dengan kaumnya. Ini merefleksikan contoh, yakni ketika tauhid sudah mengakar maka tidak akan takut kepada apapun dan siapapun. Demikian pula Allah swt akan memberikan berbagai keutamaan dan derajad bagi mereka yang mentauhidkan_Nya
Simak firman Allah sbb,
Bagaimana aku takut kepada sembahan-sembahan yang kamu persekutukan
(dengan Allah), padahal kamu tidak mempersekutukan Allah dengan
sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah kepadamu
untuk mempersekutukanNya. Maka manakah di antara dua golongan itu yang
lebih berhak memperoleh keamanan (dari malapetaka), jika kamu
mengetahui? (QS Al An'am: 81)
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka
dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan
mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS Al An'am: 82)
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan melalui
Ubaidullah bin Zahrin dari Bakr bin Sawwadah yang telah mengatakan,
bahwa ada seseorang lelaki dari kalangan musuh yang telah melakukan
penyerangan terhadap orang-orang muslim, lalu ia sempat membunuh seorang
dari mereka. Kemudian ia melakukan penyerangan lagi kepada mereka dan
sempat membunuh seseorang lagi dari kalangan mereka. Dan ia melakukan
penyerangan lagi kemudian sempat membunuh seseorang di antara mereka.
Setelah itu ia bertanya, "Apakah Islam bermanfaat bagi diriku sesudah
kesemuanya itu?" Rasulullah saw. menjawab, "Ya." Lalu lelaki itu
menghardik kudanya terus langsung menyerang teman-temannya, hingga ia
dapat membunuh satu orang, kemudian seorang lagi, akhirnya ia sendiri
terbunuh (gugur). Bakr bin Sawwadah melanjutkan perkataannya, "Para
sahabat berpendapat, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan kisah
lelaki itu, yaitu firman-Nya, 'Orang-orang yang beriman dan tidak
mencampur iman mereka dengan kelaliman (syirik)...'" (Q.S. Al-An'am 82).
Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk
menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa
derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (QS Al An'am: 83)
Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yaqub kepadanya. Kepada
keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum
itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari
keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun.
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS Al An'am: 84)
dan Zakaria, Yahya, 'Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh. (QS Al An'am: 85)
dan Ismail, Alyasa', Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya), (QS Al An'am: 86)
Dan Kami lebihkan (pula) derajat sebahagian dari bapak-bapak mereka,
keturunan dan saudara-saudara mereka. Dan Kami telah memilih mereka
(untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuki mereka ke
jalan yang lurus. (QS Al An'am: 87)
Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada
siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya. Seandainya mereka
mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah
mereka kerjakan. (QS Al An'am: 88)
Mereka itulah orang-orang yang telah Kami berikan kitab, hikmat dan
kenabian Jika orang-orang (Quraisy) itu mengingkarinya, maka
sesungguhnya Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang sekali-kali tidak
akan mengingkarinya. (QS Al An'am: 89)
Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah,
maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah
kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quraan)." Al-Quraan itu tidak lain
hanyalah peringatan untuk seluruh ummat. (QS Al An'am: 90)
Wallahu A'lam
No comments:
Post a Comment