2.12.15

Tauhid Nabi Ibrahim as

Setelah menemukan IMAN, menemukan Tuhan Sang Pencipta, kemudian Nabi Ibrahim as melakukan dialog tauhid dengan kaumnya. Ini merefleksikan contoh, yakni ketika tauhid sudah mengakar maka tidak akan takut kepada apapun dan siapapun. Demikian pula Allah swt akan memberikan berbagai keutamaan dan derajad bagi mereka yang mentauhidkan_Nya

Simak firman Allah sbb,



Bagaimana aku takut kepada sembahan-sembahan yang kamu persekutukan (dengan Allah), padahal kamu tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah kepadamu untuk mempersekutukanNya. Maka manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak memperoleh keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui? (QS Al An'am: 81)




Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS Al An'am: 82)

SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan melalui Ubaidullah bin Zahrin dari Bakr bin Sawwadah yang telah mengatakan, bahwa ada seseorang lelaki dari kalangan musuh yang telah melakukan penyerangan terhadap orang-orang muslim, lalu ia sempat membunuh seorang dari mereka. Kemudian ia melakukan penyerangan lagi kepada mereka dan sempat membunuh seseorang lagi dari kalangan mereka. Dan ia melakukan penyerangan lagi kemudian sempat membunuh seseorang di antara mereka. Setelah itu ia bertanya, "Apakah Islam bermanfaat bagi diriku sesudah kesemuanya itu?" Rasulullah saw. menjawab, "Ya." Lalu lelaki itu menghardik kudanya terus langsung menyerang teman-temannya, hingga ia dapat membunuh satu orang, kemudian seorang lagi, akhirnya ia sendiri terbunuh (gugur). Bakr bin Sawwadah melanjutkan perkataannya, "Para sahabat berpendapat, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan kisah lelaki itu, yaitu firman-Nya, 'Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur iman mereka dengan kelaliman (syirik)...'" (Q.S. Al-An'am 82).



Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (QS Al An'am: 83)



Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yaqub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS Al An'am: 84)




dan Zakaria, Yahya, 'Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh. (QS Al An'am: 85)



dan Ismail, Alyasa', Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya), (QS Al An'am: 86)



Dan Kami lebihkan (pula) derajat sebahagian dari bapak-bapak mereka, keturunan dan saudara-saudara mereka. Dan Kami telah memilih mereka (untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (QS Al An'am: 87)



Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. (QS Al An'am: 88)



Mereka itulah orang-orang yang telah Kami berikan kitab, hikmat dan kenabian Jika orang-orang (Quraisy) itu mengingkarinya, maka sesungguhnya Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang sekali-kali tidak akan mengingkarinya. (QS Al An'am: 89)



Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quraan)." Al-Quraan itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat. (QS Al An'am: 90)

Wallahu A'lam



No comments:

Post a Comment