6.1.15

Tidak Wajar Meyuruh Menyembah Manusia Sebagai Tuhan

Kita akan bicara wajar atau tidak, etis atau tidak, logis atau tidak. Kita tidak bicara benar atau salahnya karna dilihat dalam bahasa "wajar atau tidak" saja sudah nggak masuk. Artinya dalam level kewajaran saja sudah tidak wajar apalagi kalau dibahas dalam level yang lebih tinggi lagi.

Contoh: Ketika anda sedang kesal sama Ibu anda yang sudah renta, kemudian keluarlah makian dari mulut anda. "Bu, ibu ini ngerepotin aja. Kalau makan ati-ati jadinya piringnya nggak pecah". Ini tidak bicara salah atau tidak memaki ibu kita sendiri. Beliau yang mengandung kita, tidak tidur karena khawatir keadaan kita saat masih bayi. Selalu khawatir ketika kita pergi, kemudian dengan mudahnya dicaci maki?

Sekarang gini saja. Coba tendang pelacur dipantatnya. Lalu injek-injek ia ditengah jalan. Kemudian keluarkan kata-kata paling kotor dari mulut anda. Ini benar atau tidak? Tentu saja tidak benar. Wajar atau tidak? Tergantung.. Tetapi tahukah anda, bahwa perbuatan yang sadis tersebut belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan makian anda terhadap orang tua anda.

Kebangetan. Artinya ketika dibahas wajar atau tidak ini saja sudah tidak ada jawabannya dikarenakan saking kebangetannya. Tidak etis, tidak logis memarahi orang yang mempertaruhkan nyawanya demi kita. Apalagi kalau dibahas salah atau benar.. Ya jelas salah besar..

Ini sama dengan perkataan orang (ahli kitab) yang mengatakan "Sembahlah manusia ya? Dia itu amazing, dia itu Tuhan". Ini khan nggak wajar, nggak etis. Masak menyuruh menyembah manusia yang dianggap sebagai Tuhan. Demikian juga nabi dan rosul, tidak mungkin menyuruh manusia untuk menyembahnya. "Sembahlah aku" tidak mungkin mereka berkata begitu. Bukan salah atau benar, karena ketika dibahas dari sdut pandang etis atau tidak, wajar atau tidak, logis atau tidak saja sudah tidak masuk.

Tetapi nabi dan rosul pasti mengatakan "Sembahlah Tuhan Pencipta langit dan bumi dan jangan menyekutukan apapun dengan_Nya. Jangan ada tuhan lain selain Allah. Bertaqwalah kepada_Nya. Bacalah firman_Nya dan sebarkan perintah tauhid ini kepada sesama". Itulah pesan yang disampaikan oleh seluruh nabi dan rosul adalah sama. Yakni meng Esa kan Tuhan, Allah swt.

Allah berfirman



Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani [208], karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya. (QS Ali Imran ayat 79)

Keterangan: Rabbani ialah orang yang sempurna ilmu dan takwanya kepada Allah s.w.t.




No comments:

Post a Comment