9.1.15

Perjanjian Para Nabi dengan Allah swt

Peran Nabi dan Utusan Tuhan adalah menyampaikan apa-apa yang diperintahkan_Nya. Prinsip utamanya adalah meng"Esa"kan Allah swt serta tidak menyekutukan_Nya dengan apapun jua. Para Nabi dibekali dengan ilmu dan hikmah berupa Kitab untuk menjelaskan kepada kaumnya. Dengan Kitab itu ditunjukilah siapa yang dikehendaki_Nya dan dibiarkan sesat siapa saja yang dikehendaki_Nya.

Jadi tidak mungkin ada Nabi yang menyuruh manusia untuk menyembahnya, menyembah malaikat dan menyembah selain Allah. Sudah pasti yang disuruh adalah kalimat tauhid. Kalau kemudian ada Nabi yang menyuruh menyembahnya atau menyembah malaikat, hal ini tentu saja tidak wajar. Emang ada? Tidak ada. Namun demikian ada sebagian manusia yang melakukannya tanpa hujjah yang nyata.

Para Nabi Allah datang dengan berbagai bukti. Jika mereka sudah menyampaikan perjanjian dengan Allah, namun masih ada dan masih banyak yang tidak mau mengindahkannya/ mematuhinya artinya mereka adalah orang yang fasik.

Selain itu para Nabi dan dalam Kitab nya juga ada sebuah perjanjian. Perjanjian untuk saling estafet didalam menyeru manusia didalam tauhid. Dan estafet kenabian terakhir ada pada Nabi Muhammad saw. Artinya apa? Artinya seharusnya didalam kitab suci agama selain Al Qur'an ada tertulis tentang hal ini. Yakni tentang Nabi terakhir yang akan diturunkan untuk seluruh manusia, bukan hanya segolongan kaum saja.

Memang pada hakikatnya semua Nabi adalah Islam, namun kitab yang diberikan berlainan. Ada Zabur, Taurat, Injil dan kitab2 lain yang kita tidak mengetahuinya. Semuanya mengarah kepada nubuah tentang kenabian terakhir yang diturunkan kepada keturunan Bani Ismail yakni Nabi Muhammad saw.

Perjanjian antara para Nabi dengan Allah swt termaktub dalam Al Qur'an berikut ini,



Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya". Allah berfirman: "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" Mereka menjawab: "Kami mengakui". Allah berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu". (QS Ali Imran ayat 81)

Keterangan: Para nabi berjanji kepada Allah s.w.t. bahwa bilamana datang seorang Rasul bernama Muhammad mereka akan iman kepadanya dan menolongnya. Perjanjian nabi-nabi ini mengikat pula para ummatnya.



Barang siapa yang berpaling sesudah itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS Ali Imran ayat 82)

Perjanjian sudah dicanangkan lalu ada sebagian manusia yang merubah-rubah perjanjian itu. Sebagiannya tidak mau menerima Nabi terakhir dan mendustakannya. Sebut saja Yahudi, Kristen dan kepercayaan lain yang kita tidak mengetahuinya. Estafet sudah ditunaikan, namun manusia yang menerima estafet tersebut sebagian merubah-rubah kata-kata dalam kitab suci. Sehingga pesan estafet tersebut tersamarkan.

Mengapa? Karena adanya kedengkian dalam dada. Adanya kesombongan dalam hati. Tidak adanya keikhlasan didalam menerima apapun kehendak Allah swt menyebabkan estafet jadi terganggu. Bukan salah Nabi namun salah manusia yang mendustakannya.


No comments:

Post a Comment