Lalu akan ada yang membantah begini
"Masak memakan hewan yang Allah bunuh (bangkai misalnya) nggak boleh, dan memakan hewan yang kita (manusia) bunuh malah boleh. Gimana ini?"
Disini kita coba menganalogikan begini
Yang menghidupkan dan mematikan adalah Allah swt. Namun ini perintah. Ini tentang adab, yakni meminta ijin. Bahasanya begitu barangkali. Tanpa meminta ijinpun tetap hewan yang disembelih tanpa menyembut nama Allah juga akan mati dan enak dimakan.
Misalnya ayam. Ayam adalah mahluk ciptaan Allah. Milik Allah. Dan Allah maha mengetahui apa yang dirasakan si ayam ketika disembelih. Sebab semuanya milik Allah maka diperintahkan untuk menyebut nama_Nya ketika menyembelihnya agar menjadi halal dan berkah. Sekali lagi begitu barangkali bahasanya.
Sama saja dengan pasangan laki2 dan perempuan. Emang anda mau anak perempuan anda digauli oleh laki2 asing tanpa ijin? Tentu tidak boleh dan anda sebagai orang tua pasti akan sangat marah. Harus ada ijin, harus ada legalisasi dalam bentuk pernikahan. Kalau sudah nikah maka tentu boleh banget untuk membawa anak perempuan anda dan menggaulinya. Sebab apa? Sebab sudah minta ijin dalam sebuah perkawinan.
Sama2 menggauli namun beda banget. Yang satu tidak boleh yang satunya lagi boleh. Pembedanya hanya tentang akad dan atau ijin
Sekali lagi ini hanya analogi saja.. Allah Yang lebih Mengetahui hikmahnya.
Allah swt berfirman,
Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik. (QS Al An'am: 121)
Wallahu A'lam
No comments:
Post a Comment