Hukum Taurat, Injil VS Al Qur'an

Silahkan dibaca artikel sebelumnya disini supaya pemahamannya bisa utuh. Pointnya adalah ada estafet nabi dan rosul dari Bani Israil atau Yahudi sampai kepada Nabi Isa as atau Yesus. Perintahnya sama yakni menegakkan aturan dan hukum Allah swt. Nabi Isa as diturunkan kepada Bani Israil juga sama yakni menegakkan kembali hukum Taurat yang sudah dibelokkan.

Jadi tidak ada syariat baru yang dibawa nabi Isa as, kecuali menggenapi dan menyempurnakannya. Lalu kemudian Allah swt berkehendak untuk meneruskan estafet kenabian pada Nabi Muhammad saw, dimana beliau notabenenya bukan dari kalangan Yahudi.

Kita bisa membayangkan, nabi dan rosul dari kalangan Yahudi sendiri saja didustakan bahkan sebagian dibunuh, apalagi Nabi Muhammad saw bukan dari kalangan mereka.

Adapun risalah yang diemban oleh Nabi Muhammad saw adalah risalah Islam, yakni agama tauhid sebagaimana yang dibawa pula oleh Nabi Ibrahim as dan anak keturunannya. Lalu diturunkanlah kitab suci Al Qur'an sebagai khabar gembira dan pemberi peringatan.

Al Qur'an jika dikaitkan dengan kitab terdahulu sifatnya adalah,

• Membenarkan kitab suci sebelumnya yakni dari Zabur, Taurat dan Injil
• Pengkoreksi, yakni mengoreksi hukum-hukum yang sudah dirubah oleh ahli kitab. Dalam hal ini adalah sebagai korektor apakah hukum yang dibawa/ dikatakan oleh ahli kitab benar atau tidak.

Allah swt berfirman,



Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian [A] terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu [B], Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, (QS Al Maidah 48)

Keterangan:

• [A] Maksudnya: Al-Qur'an adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab sebelumnya. 
• [B] Maksudnya: umat Nabi Muhammad SAW dan umat-umat yang sebelumnya.

dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. (QS Al Maidah: 49)

SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Ishak meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Kaab bin Asyad, Abdullah bin Shuria dan Syas bin Qais berkata, 'Pergilah ke Muhammad, mudah-mudahan kita dapat memalingkannya dari agamanya.'" Lalu mereka pun pergi kepadanya dan berkata, "Wahai Muhammad! Sesungguhnya kamu sudah tahu bahwa kami ini adalah tokoh-tokoh agama Yahudi dan pemuka mereka. Kalau kami mengikutimu niscaya orang-orang Yahudi yang lain akan ikut pula karena mereka tidak akan menentang kami. Dan sesungguhnya antara kami dan kaum kami terdapat sengketa dan kami mengajak mereka untuk memutuskan perkara ini kepadamu supaya kamu memutuskan dengan kemenangan kami lalu kami akan beriman kepadamu." Tetapi Nabi saw. menolak tawaran mereka itu lalu turunlah ayat, "Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah...." sampai firman-Nya, "....bagi orang-orang yang yakin." (Q.S. Al-Maidah 49-50)



Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (QS Al Maidah: 50)

SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Ishak meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Kaab bin Asyad, Abdullah bin Shuria dan Syas bin Qais berkata, 'Pergilah ke Muhammad, mudah-mudahan kita dapat memalingkannya dari agamanya.'" Lalu mereka pun pergi kepadanya dan berkata, "Wahai Muhammad! Sesungguhnya kamu sudah tahu bahwa kami ini adalah tokoh-tokoh agama Yahudi dan pemuka mereka. Kalau kami mengikutimu niscaya orang-orang Yahudi yang lain akan ikut pula karena mereka tidak akan menentang kami. Dan sesungguhnya antara kami dan kaum kami terdapat sengketa dan kami mengajak mereka untuk memutuskan perkara ini kepadamu supaya kamu memutuskan dengan kemenangan kami lalu kami akan beriman kepadamu." Tetapi Nabi saw. menolak tawaran mereka itu lalu turunlah ayat, "Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah...." sampai firman-Nya, "....bagi orang-orang yang yakin." (Q.S. Al-Maidah 49-50)