Yang namanya mujahadah dengan segala daya upaya, dengan harta dan jiwa tentu menakutkan bagi sebagian besar orang. Takut resiko, takut gagal, takut hartanya habis dsb. Padahal semua yang ada hubungannya dengan perbaikan hidup wajib adanya mujahadah/ perjuangan total. Tanpa perjuangan maka ya gitu-gitu aja hidupnya.
Sebagian manusia lebih suka kepada zona nyaman. Padahal nyamannya saat ini adalah kehancuran pelan-pelan dimasa tuanya. Bahkan bisa dibilang kehancuran yang pasti. Orang biasa menyebutnya dengan Post Power Sindrome.
Saat muda barangkali jaya dan banyak teman. Namun saat sudah tidak produksi lagi jarang teman yang mendampingi, bahkan tiada teman tiada pekerjaan. Ngenes...
Demikian juga perang pada jaman dahulu. Saat belum turun perintah berperang dan kaum muslim merasakan penindasan yang kejam, lalu berkatalah beberapa diantara mereka, kapankah diturunkan perintah perang? Lalu ketika perintah itu turun, menjadi ciutlah nyali. Celakanya lagi Allah swt menyebutnya dengan sebutan munafik...
Sama seperti kita yang seringkali mengatakan, Saya akan berjuang, saya akan menjadi orang sukses. Tetapi ketika melihat bayangan resiko menjadi ciutlah nyali mereka. Ucapannya bertahun-tahun bahkan puluhan tahun tetap sama yaitu, "Saya akan berjuang dan menjadi orang sukses". Dan selama puluhan tahun tersebut masih tetap saja bertahan menjadi misalkan buruh kecil.
Tentang perintah jihad ini Allah swt berfirman,
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: "Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan
tunaikanlah zakat !" Setelah diwajibkan kepada mereka berperang,
tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia
(musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu
takutnya. Mereka berkata : "Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan
berperang kepada kami ? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban
berperang) kepada kami sampai kepada beberapa waktu lagi ?" Katakanlah :
"Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik
untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun. (QS An Nisaa': 77)
SEBAB TURUNNYA AYAT: Nasai dan Hakim mengetengahkan dari Ibnu
Abbas bahwa Abdurrahman bin Auf serta beberapa orang kawannya datang
menemui Nabi saw. lalu kata mereka, "Wahai Nabi Allah! Dahulu ketika
masih musyrik kita ini orang-orang yang kuat, tetapi setelah beriman,
kita menjadi orang-orang yang lemah." Jawab Nabi saw., "Saya disuruh
untuk memaafkan kesalahan mereka, maka janganlah kalian perangi
orang-orang itu!" Maka tatkala mereka disuruh pindah oleh Allah ke
Madinah, mereka disuruh-Nya berperang, tetapi mereka tidak bersedia.
Maka Allah pun menurunkan, "Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang
dikatakan kepada mereka, 'Tahanlah tanganmu...' sampai akhir ayat."
(Q.S. An-Nisa 77)
Oleh karena sama-sama menakar kadar keyakinan dan keimanan kita kepada Allah swt. Kemudian sama-sama belajar supaya keimanan dalam dada bisa naik, sehingga dengannya kita bisa menjadi orang yang berani. Berani karena iman, bukan berani karena sombong.
Wallahu A'lam
No comments:
Post a Comment