Sebuah kisah yang diedit seperlunya. Zul saat itu masih bekerja, dan perusahaannya seringkali mempraktekkan hal-hal yang haram. Misalnya menyuap untuk mendapatkan sebuah proyek. Dalam hati kecilnya Zul berontak, namun apa daya keluarga harus makan.
Entah kenapa dalam pekerjaannya ada saja hal-hal yang membuatnya tertekan. Mulai dari kondisi tim, atasan yang garang sampai salah satu proyeknye terendus oleh KPK. Zul benar-benar resah dan gelisah sampai pada suatu ketika ia memutuskan untuk resign saja.
Kesedihan Zul semakin panjang. Ia bangkrut ketika mencoba usaha sampingan dan terbetik keinginan untuk kerja kembali. Namun keahliannya hanya tentang proyek yang identik dengan suap menyuap. Pada akhirnya Zul mengurungkan niatnya.
Ia pasrah saja kepada Allah akan nasib diri dan keluarganya. Hingga pada akhirnya ia mendapatkan sebuah peluang usaha yang ternyata berpenghasilan lebih besar dari gajinya. Ia baru paham akan makna tawakal setelah melalui proses yang panjang. Ternyata kejadian selama ini memang sudah disetting dan didesign, supaya ia memahami apa arti bertawakal.
Analogi tawakal dibawah ini barangkali memudahkan pemahaman anda
Minyak yang diaduk2 dalam air mungkin akan terpisah dan tercerai berai seakan-akan menyatu dalam larutan. Pelan tapi pasti minyak tersebut akan berkumpul dalam kumpulan kecil, lalu kumpulan minyak akan menyatu menjadi satu kesatuan. Pada akhirnya hanya ada 2 cairan yang terpisah, yakni minyak dan air.
Barangkali inilah analogi tawakal. Bisa jadi kesusahan, kegagalan dan kesulitan hidup begitu berat dirasakan. Kesuksesan dan kebahagiaan yang diimpikan terasa hancur berkeping-keping, dan tercerai berai. Namun jika kita bertawakal kepada Allah swt, maka kepingan-kepingan kebahagiaan itu akan berkumpul pelan tapi pasti, dalam larutan kesulitan. Hingga pada akhirnya kemudahan itu berada persis sati inchi didepan kita.
Oleh sebab itu kumpulkanlah kepingan kemudahan dengan tawakal. Hadirkanlah pertolongan Allah swt dengan tawakal.
Entah kenapa dalam pekerjaannya ada saja hal-hal yang membuatnya tertekan. Mulai dari kondisi tim, atasan yang garang sampai salah satu proyeknye terendus oleh KPK. Zul benar-benar resah dan gelisah sampai pada suatu ketika ia memutuskan untuk resign saja.
Kesedihan Zul semakin panjang. Ia bangkrut ketika mencoba usaha sampingan dan terbetik keinginan untuk kerja kembali. Namun keahliannya hanya tentang proyek yang identik dengan suap menyuap. Pada akhirnya Zul mengurungkan niatnya.
Ia pasrah saja kepada Allah akan nasib diri dan keluarganya. Hingga pada akhirnya ia mendapatkan sebuah peluang usaha yang ternyata berpenghasilan lebih besar dari gajinya. Ia baru paham akan makna tawakal setelah melalui proses yang panjang. Ternyata kejadian selama ini memang sudah disetting dan didesign, supaya ia memahami apa arti bertawakal.
Analogi tawakal dibawah ini barangkali memudahkan pemahaman anda
Minyak yang diaduk2 dalam air mungkin akan terpisah dan tercerai berai seakan-akan menyatu dalam larutan. Pelan tapi pasti minyak tersebut akan berkumpul dalam kumpulan kecil, lalu kumpulan minyak akan menyatu menjadi satu kesatuan. Pada akhirnya hanya ada 2 cairan yang terpisah, yakni minyak dan air.
Barangkali inilah analogi tawakal. Bisa jadi kesusahan, kegagalan dan kesulitan hidup begitu berat dirasakan. Kesuksesan dan kebahagiaan yang diimpikan terasa hancur berkeping-keping, dan tercerai berai. Namun jika kita bertawakal kepada Allah swt, maka kepingan-kepingan kebahagiaan itu akan berkumpul pelan tapi pasti, dalam larutan kesulitan. Hingga pada akhirnya kemudahan itu berada persis sati inchi didepan kita.
Oleh sebab itu kumpulkanlah kepingan kemudahan dengan tawakal. Hadirkanlah pertolongan Allah swt dengan tawakal.
Allah swt berfirman,

Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal. (QS Ali Imran: 160)
No comments:
Post a Comment