Saya pernah menonton acara diskusi keagamaan antara Islam dengan Kristen di sebuah forum yang dihadiri oleh Kyai Habib Riziq Shihab dewan syuro FPI. Ada pertanyaan yang menarik dari seorang pendeta Kristen mengenai mengapa umat Islam beribadah menghadap Ka'bah. Bukankah ini berarti bahwa umat Islam menyembah Ka'bah. Inilah sebuah pertanyaan yang akan sering ditanyakan oleh orang-orang non Islam yang tidak paham sejarah mengapa umat Islam berkiblat ke arah Ka'bah.
Dahulu sekitar 16 sampai 17 bulanan umat Muslim berkiblat ke baitul makdis (Palestina), kemudian datang perintah Allah untuk memindahkan arah kiblat ke Masjidil Haram. Inipun cukup untuk dijadikan hujjah bahwa umat Islam sama sekali tidak menyembah Ka'bah. Mana ada tuhan pada awalnya adalah Baitul Makdis kemudian berubah menjadi sebongkah batu yang disusun di Masjidil Haram.
tidak lain kiblat adalah simbol pemersatu umat, sebagaimana umat-umat lainnya yang mempunyai kiblat sendiri-sendiri. Pemindahan kiblat sekali lagi ini perintah Allah, pemilik timur dan barat, bukan keinginan sendiri. Bahkan sebenarnya Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) mengetahui bahwa pemindahan arah kiblat sudah tertulis dalam Taurat dan Injil.
Pemindahan Kiblat ini diceritakan dalam firman Allah berikut ini,
Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata:
"Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul
Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah:
"Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa
yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus". (QS. Al Baqarah 142)
Maksud orang yang kurang akalnya: ialah orang-orang yang kurang pikirannya sehingga tidak dapat memahami maksud pemindahan kiblat.
Di waktu Nabi Muhammad SAW berada di Mekah di tengah-tengah kaum
musyirikin beliau berkiblat ke Baitul Maqdis. Tetapi setelah 16 atau 17
bulan Nabi berada di Madinah ditengah-tengah orang Yahudi dan Nasrani
beliau disuruh oleh Tuhan untuk mengambil Ka'bah menjadi kiblat,
terutama sekali untuk memberi pengertian bahwa dalam ibadat shalat itu
bukanlah arah Baitul Maqdis dan Ka'bah itu menjadi tujuan, tetapi
menghadapkan diri kepada Tuhan. Untuk persatuan umat Islam, Allah
menjadikan Ka'bah sebagai kiblat.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Berkata Ibnu Ishaq, "Diceritakan kepada saya
oleh Ismail bin Abu Khalid dari Abu Ishak dan Barra, katanya,
'Rasulullah saw. biasa melakukan salat ke arah Baitulmakdis dan sering
melihat ke langit menunggu perintah Allah.' Maka Allah pun menurunkan,
'Sungguh, Kami sering melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh
Kami akan memalingkanmu ke arah kiblat yang kamu sukai. Maka
palingkanlah mukamu ke arah Masjidilharam!'" (Q.S. Al-Baqarah 144).
Beberapa orang kaum muslimin berkata, "Kita ingin sekiranya dapat
mengetahui bagaimana nasibnya sahabat-sahabat kita yang meninggal
sebelum kiblat dipindahkan, begitu pula nasib salat kita ke arah
Baitulmakdis, maka Allah pun menurunkan, 'Dan tidaklah Allah akan
menyia-nyiakan imanmu..'" (Q.S. Al-Baqarah 143). Dan orang-orang bodoh
atau kurang akalnya di antara manusia berkata, "Apakah yang menyebabkan
mereka berpaling dari kiblat mereka semula?" Maka Allah pun menurunkan,
"Orang-orang yang bodoh atau kurang akalnya di antara manusia akan
mengatakan . . sampai akhir ayat." (Q.S. Al-Baqarah 142). Banyak
dijumpai jalur-jalur seperti itu. Di dalam kedua sahih diterima dari
Barra bahwa sebelum kiblat dialihkan, beberapa orang laki-laki telah
meninggal dan terbunuh, dan kami tidak tahu apa yang seharusnya
diucapkan kepada mereka. Maka Allah pun menurunkan, "Dan Allah tidaklah
akan menyia-nyiakan imanmu" (Q.S. Al-Baqarah 143).
Allah swt berfirman
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat
yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan)
manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.
Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang)
melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul
dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa
amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh
Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. (QS Al Baqarah ayat 143)
SEBAB TURUNNYA AYAT: Berkata Ibnu Ishaq, "Diceritakan kepada saya
oleh Ismail bin Abu Khalid dari Abu Ishak dan Barra, katanya,
'Rasulullah saw. biasa melakukan salat ke arah Baitulmakdis dan sering
melihat ke langit menunggu perintah Allah.' Maka Allah pun menurunkan
'Sungguh, Kami sering melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh
Kami akan memalingkanmu ke arah kiblat yang kamu sukai. Maka
palingkanlah mukamu ke arah Masjidilharam!'" (Q.S. Al-Baqarah 144).
Beberapa orang kaum muslimin berkata, "Kita ingin sekiranya dapat
mengetahui bagaimana nasibnya sahabat-sahabat kita yang meninggal
sebelum kiblat dipindahkan, begitu pula nasib salat kita ke arah
Baitulmakdis, maka Allah pun menurunkan, 'Dan tidaklah Allah akan
menyia-nyiakan imanmu..'" (Q.S. Al-Baqarah 143). Banyak dijumpai
jalur-jalur seperti itu. Di dalam kedua sahih diterima dari Barra bahwa
sebelum kiblat dialihkan, beberapa orang laki-laki telah meninggal dan
terbunuh, dan kami tidak tahu apa yang seharusnya diucapkan kepada
mereka. Maka Allah pun menurunkan, "Dan Allah tidaklah akan
menyia-nyiakan imanmu" (Q.S. Al-Baqarah 143).
Allah swt berfirman
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit,
maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai.
Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada,
palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi
dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui,
bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan
Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (QS Al Baqarah ayat 144)
SEBAB TURUNNYA AYAT: Berkata Ibnu Ishaq, "Diceritakan kepada saya
oleh Ismail bin Abu Khalid dari Abu Ishak dan Barra, katanya,
'Rasulullah saw. biasa melakukan salat ke arah Baitulmakdis dan sering
melihat ke langit menunggu perintah Allah.' Maka Allah pun menurunkan
'Sungguh, Kami sering melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh
Kami akan memalingkanmu ke arah kiblat yang kamu sukai. Maka
palingkanlah mukamu ke arah Masjidilharam!'" (Q.S. Al-Baqarah 144).
Allah swt berfirman
Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi
dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat
(keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak
akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan
mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu
mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya
kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim. (QS Al Baqarah ayat 145)
No comments:
Post a Comment