4.9.14

Mencoba Memahami Kebenaran dan Memasukkan Keyakinan yang Alami/ Natural

Assalamualaikum wrwb.

Blog ini dibuat untuk mencoba memahami kebenaran. Kebenaran apa? Kebenaran tentang the hidden message atau pesan tersembunyi dari adanya kehidupan ini. Sebenarnya kita hidup ngapain sih, atau disuruh ngapain? Apakah hanya disuruh bekerja mencari materi apa bukan?

Pendekatan blog ini adalah kebenaran yang ada dalam kitab suci Al Qur'an. Jika ada yang kurang berkenan (tersinggung) dari apa yang saya sampaikan maka kami hanya menyampaikan apa yang Al Qur'an sampaikan. Jika itu dari kata-kata saya maka saya mohon maaf. Jika itu dari Al Qur'an maka saya hanya menyampaikan.

Mari mencoba memahami alurnya, jalan ceritanya sehingga bisa ditemukan benang merahnya.

Jadi bukan semata-mata membacanya kemudian memaksakan hati untuk meyakininya, namun lebih kepada membacanya kemudian menangkap pesan dibalik ayat-ayatnya. Mencoba memahaminya kemudian diharapkan iman atau keyakinan itu bisa tumbuh secara alami/ natural, bukan iman yang dipaksakan.

Misalnya ada ayat yang umpamanya begini, "...tidaklah kamu melihat bagaimana..... (dst)"

Ayat ini khan seakan akan menggoda manusia supaya melihat hal yang disebutkan. Kemudian setelah membaca ayat itu maka pergilah dan lihatlah fenomena apa yang disebutkan tadi lalu pelajarilah. Setelah itu simpulkanlah dengan akal sehat dan hati yang jujur.

Kalau ternyata begini, "Oh ya, ternyata benar ayat yang mengatakan begini" maka inilah awal mula munculnya keyakinan yang natural. Kemudian sampai susul menyusul kepada bahkan ribuan ayat yang mengandung kebenaran.

Maka ketika ada ayat lain yang tidak bisa dijangkau akal dan hanya bisa dirasakan dalam hati, hal ini tidak mengurangi keimanan/ keyakinan yang ada. Karena itu tadi, keyakinan yang didapatkan sudah natural atau alami.

Misalnya tentang surga dan neraka. Apakah kita pernah melihatnya? Belum. Hal ini tidak bisa dipahami oleh akal namun bisa diimani dalam hati. Mengapa? Karena sudah didahului dengan kebenaran demi kebenaran sebelumnya. Ini namanya kebenaran suprarasional yakni kebenaran yang saat ini belum bisa diamati, dipelajari dan dirasakan sendiri.

Setelah pelan-pelan mengetahui kebenaran lalu apa tujuannya? Tidak lain dan tidak bukan untuk mengendalikan jiwa/ nafs. Jiwa khan kecenderungannya mengikuti apa yang diinginkan, padahal kebenaran itu bukan seperti itu. Terkadang kebenaran adalah membatasi keinginan, atau sabar dalam keinginan dan lain sebagainya.

Inilah manajemen jiwa...

Btw, segala apa yang saya uraikan dalam pembahasan blog ini berdasarkan pemikiran kami sendiri dengan referensi berbagai sumber. Jadi tidak bisa dijadikan patokan sama sekali. Yang dijadikan patokan adalah ayat-ayat yang bersangkutan, bukan penjelasan saya mengenai ayat tersebut.

Blog ini tujuannya adalah pembelajaran diri kami sendiri, syukur-syukur bisa bermanfaat untuk pembaca semua.

Catatan: Jangan jadikan blog ini adalah kebenaran hakiki. Jangan jadikan hujjah. Sekali lagi blog ini adalah media pembelajaran kami. Kalau mau berhujjah silahkan ambil langsung dari sumbernya yakni Al Qur'an dan Al Hadist.

Selamat membaca semoga pemahaman itu bisa masuk kedalam hati dan pelan-pelan menjadi keyakinan dalam iman yang alami/natural. Wallahu A'lam

Wassalam wrwb
Adhin Busro

Untuk kontak kami silahkan klik disini



No comments:

Post a Comment