Pada zaman dahulu sampai sekarang ada segolongan manusia yang menganggap bahwa Tuhan mempunyai anak. Mereka hendak menyamakan Sang Pencipta seperti layaknya sebuah keluarga, ada ayah ada ibu dan ada anak. Sedangkan menyamakan Allah swt dengan sesuatu tidak lain membuat sifat Tidak Ada Batas_Nya menjadi cacat. Padahal Allah swt Maha Sempurna dari segala cacat sekecil apapun.
Seperti halnya Kekristenan yang meyakini bahwa Yesus adalah anak Tuhan dan Tuhan itu sendiri. Sedangkan Yesus nampak sebagaimana manusia biasa yang makan dan minum. Hal ini tentu saja membuat sifat Maha Sempurna, Maha Hidup, Maha Berdiri Sendiri, dan Maha lainnya menjadi cacat/ rusak.
Sebegitu hebatkah manusia sehingga dengannya bisa melihat tuhan, padahal melihat matahari bisa menyebabkan kebutaan. Sebegitu hebatkah manusia, sehingga tuhan lebih kecil dari pikiran mereka sendiri yang mengimajinasikan bentuk dan rupa Tuhan. Apakah tidak mampu lagi berpikir dengan akal sehat?
Yahudi juga demikian, mereka menganggap Uzair adalah putra Allah. Tidak benar sama sekali, Maha Suci Allah dari segala apa yang mereka sifatkan. Bahkan untuk menciptakan sesuatu sebesar apapun bagi Allah adalah mudah, hanya cukup mengatakan "jadilah" maka jadilah ia.
Allah swt berfirman
Mereka (orang-orang kafir) berkata: "Allah mempunyai anak". Maha
Suci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan
Allah; semua tunduk kepada-Nya. Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk
menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya:
"Jadilah!" Lalu jadilah (QS Al Baqarah ayat 117-117)
No comments:
Post a Comment