Jika kita berbuat baik maka kita akan mendapatkan balasannya yakni berupa kebaikan sebagai sebuah pahala. Jika kita berbuat jahat tentu saja akan mendapatkan balasannya berupa takdir yang buruk karena perbuatan kita sendiri.
Kalau kita kaya itu dari siapa? Dari Allah swt, sebab segala nikmat yang kita peroleh berasal dari_Nya. Namun kalau kita miskin datangnya dari siapa? Dari Allah juga disebabkan kesalahan dan dosa-dosa kita. Jadi kitanya yang harus dinilai apakah sudah baik atau belum, layak atau tidak.
Mengapa bisa demikian? Karena manusia sedang diuji. Dunia ini adalah ujian, plus hasil dunia, sementara hasil di negeri akherat masih disimpan.
Misalnya begini,
- Orang yang rajin bekerja maka ia berpeluang lebih besar sukses daripada mereka yang malas
- Orang yang santun akan lebih dihormati daripada mereka yang kasar
- Orang yang gemar sedekah akan kaya
- Orang yang gemar tahajud akan terangkat derajadnya
- Orang yang sabar akan ditolong
- dsb
Jadi yang perlu digaris bawahi adalah kitanya melakukan atau tidak. Kalau melakukan A maka Allah swt akan memberikan B, kalau melakukan C maka Allah akan memberikan D. Begitulah kurang lebih analoginya.
Allah swt berfirman,
Apa saja ni'mat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. (QS An Nisaa': 79)
No comments:
Post a Comment