Kemudian setelah mujahadah poll maka kemudian jangan sampai lemah ketika mendapatkan sebuah momentum ujian. Karena memang dalam perjalanan hijrah dijalan Allah pasti akan mengalami yang namanya ujian keimanan. Bener nggak bahwa kita memang berniat hendak kembali dijalan Allah swt atau hanya hangat-hangat tai ayam?
Lagian mengapa harus lemah padahal kita kembali kepada sandaran sejati, yakni bersandar kepada Yang Maha Kuat? Tangguhlah, karena yang namanya ujian tidak akan pernah ada habisnya.
Berikut sebuah analogi,
- Zul berniat hijrah total. Maka kemudian ia memutuskan untuk resign dari tempat kerjanya disebabkan aktifitas pekerjaannya ada unsur keharaman. Setelah itu zul melakukan hal-hal diluar logika manusia pada umumnya misalnya,
- Usaha sampingannya belum cukup untuk memenuhi kebutuhan bulannya kok berani resign
- Zul isi waktunya untuk memperbaiki ibadah. Sholat wajib diusahakan jamaah dimasjid, dhuha sudah 8 sampai 12 rakaat. Tahajud diusahakan bisa rutin dsb.
- Sedekah habis-habisan. Emas, kendaraan, uang, pakaian dan sesuatu yang dikira penting untuk orang lain ia sedekahkan dijalan Allah
Yang lebih gila lagi Zul malah berhutang dengan mengunjungi toko temannya dan memborong berbagai makanan dimana hampir semuanya disedekahkan kepada orang lain. Untuk dirinya bagaimana? "Terserah Allah saja". Karena ia sedang belajar mujahadah full. Jihad full untuk memerangi hawa nafsunya.
Seringkali Zul tidak ada uang hari itu dan untuk makan esok hari juga nggak tahu dari mana. Ia sedang belajar hijrah full. Faktanya ia dan keluarga masih bisa makan sampai sekarang, dan yang namanya keajaiban rezeki seringkali ia alami.
Sebagaimana jihad jaman Rosulullah saw, para sahabat menerapkannya dengan full. Jihad jaman Rosulullah diantaranya adalah jihad melawan orang kafir. Para sahabat tidak menjadi gentar dan lemah meskipun secara logika mereka akan kalah dalam peperangan. Jiwa mereka sudah diserahkan kepada Allah dengan totalitas. Tawakalnya total.
Mereka tidak menyerah walau keadaan segenting apapun. Iman mereka sungguh tidak bisa dibayangkan. Demikian pula kesabarannya. Dan oleh sebab itulah kemudian Allah swt memberikan balasan berupa pahala yang baik, didunia maupun diakherat.
Allah swt berfirman,
Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (QS Ali Imran ayat 146)
Tidak ada doa mereka selain ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". (QS Ali Imran ayat 147)
Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS Ali Imran ayat 148)
Wallahu A'lam
No comments:
Post a Comment