17.1.18

Belajar Ilmu Yakin, Sandaran Keyakinan yang Salah

Serial belajar keyakinan hanya reshare alias ditulis ulang. Tujuannya agar tulisannya tetap update dan makin banyak yang membacanya. Di artikel ini tulisan tentang keyakinan yang ke 3

Tulisan pertama tentang Cara Membangkitkan Keyakinan Tanpa Batas DISINI

Tulisan kedua tentang Begini Cara Belajar Ilmu Keyakinan Tanpa Batas Menembus Ruang dan Waktu  DISINI

Sandaran Keyakinan Yang Salah
"Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah." (Qs Al Hajj 73)

Seringkali kita meyandarkan diri dan hidup kita kepada keyakinan yang salah. Keyakinan yang rapuh dimana kita anggap sebagai kekuatan yang mampu memberikan solusi padahal yang terjadi sebaliknya. Pada pembahasan sebelumnya kita telah belajar dari orang-orang yang mempunyai keyakinan yang salah dimana semua berakhir dengan kebinasaan. Seyogyanya kisah tersebut bisa menjadikan kita paham, bahwa keyakinan tersebut tidak akan mampu membawakan kemanfaatan sama sekali.

Kita mungkin dikaruniakan kecerdasan, kepandaian dan kelebihan diatas orang lain. Dengannya kita bisa mendapatkan sesuatu dimana orang lain tidak bisa melakukannya. Namun janganlah akal/ kecerdasan tadi dijadikan tuhan. Karena kehebatan akal kita kadangkala menganggap apa yang kita capai sebagai akibat dari kepintaran kita kemudian melupakan Tuhan sebagai pemberi karunia kelebihan tersebut. Seharusnya kita bersyukur lebih banyak dibandingkan orang lainnya dikarenakan kelebihan tersebut supaya boleh kita langgeng dalam kebahagiaan. Namun apabila kita melupakan pemberi karunia maka akhir dari kesombongan adalah kebinasaan.

Termasuk dalam hal ini adalah menyandarkan diri kepada kekuatan diluar Kekuasaan Tuhan baik langsung maupun tidak langsung baik disengaja maupun tidak. Percaya dan yakin kepada kekuatan orang lain, benda-benda, pohon, rajah bahkan laut dijadikan sumber pegangan. Ini adalah pemahaman yang salah mengenai sumber kekuatan yang dipikir bisa menolong untuk menyampaikan hajat atau keinginan.

Bersambung

Wallaahu A'lam




No comments:

Post a Comment