Kebiasaan jelek... Yaitu kita suka menyimpulkan segala sesuatu sesuai dengan prasangka sendiri. Padahal kita baru tahu permukaannya saja namun sudah berani menyimpulkan sesuatu. Padahal kesimpulannya bisa sangat salah dan celakanya bisa menjadi wasilah dosa. Lebih celaka lagi, kesimpulan yang belum tentu benar tersebut disebar-sebarkan.
Khan gampang banget sekarang ini menyebarkan sebuah berita, apalagi melalui dunia online baik media sosial seperti facebook, twitter, instagram dsb. Atau broadcast by BB, whatsapp dsb.
Hanya karena khabar dari media lalu ramai orang menyimpulkan. "Waah kacau, masak tahu agama tapi korupsi", begitu misalnya. Padahal belum tentu ybs korupsi, tetapi karena maksud tersembunyi dari media tersebut. Misalnya untuk menghancurkan islam dan partai-partai islam maka salah satu caranya harus menjadikan partai islam adalah korupsi.
Siapa yang ada dibalik pemberitaan media? Tentu para pemilik uang yang menginginkan adanya persepsi publik untuk tujuan tertentu. Oleh karena itu waspadalah, jangan mudah menyimpulkan.
Akan lebih baik minta pendapat orang yang waskita keilmuannya, dan yang terbaik adalah mengembalikan semuanya kepada Al Qur'an dan Sunnah. Sebenarnya semua berita didunia ini sudah disimpulkan oleh Al Qur'an kok. Gak percaya? Tanya saja mereka yang keilmuan Al Qur'an nya sudah tinggi.
Apalagi yang kaitannya dengan politik dunia, pasti ujung-ujungnya adalah kapitalis dan yahudi. Karena merekalah yang paling pandai membuat makar/ tipudaya. Yakni menciptakan persepsi publik.
Siapapun pembawa berita itu, maka periksalah dengan teliti sebelum menyimpulkan. Jangan sampai malah menjadi fitnah.
Allah swt berfirman,
Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan
ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka
menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri [1] di antara mereka,
tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat)
mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri) [2]. Kalau tidaklah
karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut
syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu). (QS An Nisaa': 83)
[1] Ialah : tokoh-tokoh sahabat dan para cendekiawan di antara mereka.
[2] Menurut mufassirin yang lain maksudnya ialah : kalau suatu berita
tentang keamanan dan ketakutan itu disampaikan kepada Rasul dan Ulil
Amri, tentulah Rasul dan Ulil Amri yang ahli dapat menetapkan kesimpulan
(istimbat) dari berita itu.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Muslim meriwayatkan dari Umar bin Khattab,
katanya, "Tatkala Nabi saw. mengucilkan para istrinya, aku masuk ke
dalam mesjid, tiba-tiba kulihat orang-orang (para sahabat)
melempar-lempar batu kerikil ke tanah seraya mengatakan Rasulullah telah
menalak istri-istrinya, lalu aku berdiri tegak di pintu mesjid dan
kuserukan dengan sekuat suaraku bahwa Nabi tidak menalak istri-istrinya,
kemudian turunlah ayat ini, 'Dan jika datang kepada mereka suatu berita
tentang keamanan dan ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Padahal
seandainya mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil amri di antara
mereka tentulah orang-orang yang ingin menyelidiki duduk perkaranya akan
dapat mengetahuinya dari mereka.' (Q.S. An-Nisa 83). Maka saya termasuk
di antara orang-orang yang menyelidiki duduk perkaranya itu."
No comments:
Post a Comment