Sederhananya adalah, jika kita dapati seseorang yang semakin buruk kualitas ibadahnya, semakin tidak ikhlas,
berkurang kuantitasnya, sementara maksiat semakin banyak, baik maksiat
kepada Allah dan manusia, lalu rezki baginya Allah berikan melimpah
ruah, kesenangan hidup begitu mudah didapatkan, tidak pernah sakit dan
celaka, panjang umur, bahkan Allah berikan keluarbiasaan pada kekuatan
tubuhnya. Maka, hati-hatilah bisa jadi ini adalah istidraj baginya,
bukan karamah, secara beransur Allah menariknya dalam kebinasaan. (dakwatuna.com)
Kita menyangka apa yang kita dapatkan berupa berbagai kenikmatan adalah karunia Tuhan. Padahal kita sendiri menyadari bahwa kita jauh dari Allah swt. Ketahuilah barangkali itu Istidraj yakni penangguhan azab sampai batas waktu tertentu. Contoh
> Orang yang suka main proyek dan melakukan suap sana suap sini. Memang duitnya banyak sampai milyaran. Lalu ditengah kegalauan akan status halal haram hartanya ia bersedekah. Harapanya uangnya jadi halal. Hati-hati barangkali itu istidraj
> Orang yang ibadahnya kenceng namun hidup kekurangan. Begitu ibadahnya lalai malah rezekinya lancar dan bertambah lancar seiring dengan lalainya kita. Hati2 barangkali istidraj
> Orang yang suka main proyek dan melakukan suap sana suap sini. Memang duitnya banyak sampai milyaran. Lalu ditengah kegalauan akan status halal haram hartanya ia bersedekah. Harapanya uangnya jadi halal. Hati-hati barangkali itu istidraj
> Orang yang ibadahnya kenceng namun hidup kekurangan. Begitu ibadahnya lalai malah rezekinya lancar dan bertambah lancar seiring dengan lalainya kita. Hati2 barangkali istidraj
Kita benar tidak akan tahu kapan kebinasaan itu datang. Sebab kita sudah berlumuran dengan kenikmatan yang menyebabkan lupa atau lalai. Hati-hati
Allah swt berfirman,
Dan di antara orang-orang yang Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan hak, dan dengan yang hak itu (pula) mereka menjalankan keadilan. (QS: Al-A'raf Ayat: 181)
Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangaur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui. (QS: Al-A'raf Ayat: 182)
Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh. (QS: Al-A'raf Ayat: 183)
Wallaahu A'lam
No comments:
Post a Comment