Orang Islam apa pegangan hidupnya? Jawabannya adalah Al Qur'an dan sunnah. Seharusnya begitu. Namun banyak umat muslim itu sendiri malah alergi dengan pegangan hidupnya. Ini khan lucu... Sebenarnya bukan dikarenakan isi dan kandungannya namun malah karena terpengaruh oleh media dan pemikiran anti islam namun kita tidak menyadari.
Bagaimana mengetahui isi dan kandungan Al Qur'an? Baca aja jarang-jarang. Pas baca tidak mengerti makna/ artinya. Sudah bagus sih mau baca Qur'an, namun kalau juga paham artinya khan lebih bagus. Anda bisa baca terjemahannya.
Saking alerginya saya ada contoh kisah berikut ini,
"Mas jangan pilih dia. Dia khan non islam"
"Halah, nggak apa-apa kok, orang ketuanya sudah Islam, maka kasih kesempatan wakil dan ketua bidang anu orang non Islam"
"Tapi agama melarangnya Mas?"
"Iya saya tahu, tapi khan dia orang baik. Nah pilihanmu walaupun islam semua khan tidak ada jaminan baik. Buktinya dia pernah korupsi"
"Iya Mas, itu kata media terlepas benar/ salah. Tapi konteksnya bukan person, konteksnya adalah kita mencoba menjalankan perintah agama"
"Nggak gitu.. Coba kita lihat, calon A bersih, track recornya begitu. Sementara calon B walaupun muslim banyak cacatnya. Saya nggak setuju kalau memilih calon A itu haram"
"Lagi-lagi kata media ya Mas, saya lebih baik netral ketika bicara media, ada banyak kepentingan. Jangan tidak setuju kepada saya Mas, silahkan komplain kepada Allah swt yang melarangnya."
Itulah pembicaraan saya dengan seorang sahabat yang ngefans banget kepada tokoh tertentu, padahal ia membawa non muslim dalam organisasi tersebut. Kita tidak sedang membicarakan person, tetapi membicarakan larangan Allah swt. Kalau dilarang ya dilarang, jangan banyak beralasan, saya pikir ini lebih baik.
Iya kalau hujjah anda diterima Allah, kalau tidak matilah anda. Kalau kita sudah menjalankan perintah_Nya namun dalam prosesnya ada kesalahan, namun bukti kita percaya kepada_Nya dari pada kepada logika sudah ada. Sebenarnya bukan kesalahan, namun bukti kebenaran yang belum terungkap.
Tentang larangan ini Allah swt berfirman,
Janganlah orang-orang mu'min mengambil orang-orang kafir menjadi
wali dengan meninggalkan orang-orang mu'min. Barang siapa berbuat
demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena
(siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan
Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada
Allah kembali (mu). (QS Ali Imran ayat 28)
Keterangan: Wali jamaknya auliyaa; berarti teman yang akrab, juga berarti pemimpin, pelindung atau penolong.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Jarir mengetengahkan dari jalur Said
atau Ikrimah dari Ibnu Abbas, katanya, "Hajjaj bin Amr, yakni sekutu
dari Kaab bin Asyraf, Ibnu Abu Haqiq dan Qais bin Zaid telah mengadakan
hubungan akrab dengan beberapa orang Ansar untuk menggoyahkan mereka
dari agama mereka, maka kata Rifaah bin Munzir, Abdullah bin Jubair dan
Saad bin Hatsmah kepada orang-orang Ansar itu, 'Jauhilah orang-orang
Yahudi itu dan hindarilah hubungan erat dengan mereka agar kamu tidak
terpengaruh dari agamamu!' Pada mulanya mereka tidak mengindahkan
nasihat itu, maka Allah pun menurunkan terhadap mereka, 'Janganlah
orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir...,' sampai dengan
firman-Nya, '....dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.'" (Q.S. Ali
Imran 28-29)
Sobat... Hati-hatilah dengan perasaan anda, dengan logika anda, dengan ego anda, dengan hawa nafsu anda. ia bisa saja mengingkari perintah Tuhan dengan berbagai dalih. Sebenarnya bukan dalih yang ia coba tunjukkan, tetapi hanya hawa nafsu yang diturutkan.
No comments:
Post a Comment